New Year New Designer! Ini 7 Creative Director Label Kenamaan yang Akan Debut di Tahun 2025
Tahun 2025 menjadi babak baru perjalanan sejumlah label fesyen. Ada tujuh jenama yang mengalami pergantian creative director dan akan mempresentasikan koleksi debutnya tahun ini. Meski dari label berbeda, tantangan yang mereka hadapi sama. Yakni untuk memperbarui citra dari brand yang mereka pimpin agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Kenaikan penjualan memang penting, namun bagi industri mode barang mewah, citra dan value juga punya peran krusial.
Contoh yang dapat dijadikan acuan adalah kesuksesan mendiang Karl Lagerfeld bersama Chanel. Selepas Coco Chanel meninggal, bisnis fesyen rumah mode tersebut nyaris mati suri. Chanel eksis hanya mengandalkan dari penjualan parfum ikonisnya Chanel No.5. Semua berubah ketika Karl Lagerfeld bergabung pada tahun 1983. Ia memperbarui elemen-elemen ikonis Chanel seperti setelan tweed dan bunga kamelia.
Chanel yang semula identik sebagai jenama klasik tampil menjadi lebih muda berkat Karl yang berani bereksplorasi dengan beragam tema. Semisal pada koleksi musim panas tahun 1994 ia menampilkan perempuan Chanel memakai setelan rok pendek berwarna pastel dan bikini berhiaskan logo.
Lalu di era tahun 2000an, Lagerfeld seolah memahami bahwa dengan perkembangan teknologi dan media sosial, fesyen telah berubah menjadi sebuah pertunjukan bagi masyarakat luas. Desainer asal Jerman tersebut konsisten menampilkan panggung spektakuler di setiap fashion show dalam berbagai tema. Dari galeri seni, supermarket, hingga landasan roket luar angkasa.
Sensibilitas akan perkembangan zaman dan dinamika sosial dan seperti Lagerfeld telah menjadi standar baru bagi setiap creative director. Hal tersebut dapat menjadi faktor yang berpengaruh dalam menjaga momentum penjualan sekaligus menaikkan citra brand bersangkutan.
Bersiap untuk menyambut ketujuh desainer terpilih berikut yang tak hanya siap untuk menyemarakkan gegap industri mode di tahun 2025 tapi juga punya kapabilitas untuk membuat gebrakan. Siapa saja?
1. Michael Rider - Celine
Michael Rider resmi menggantikan Hedi Slimane sebagai artistic director Celine per Oktober 2024. Sebelumnya, desainer asal Amerika Serikat tersebut pernah bergabung dengan Celine pada masa kepemimpinan Phoebe Philo.
Ia kemudian menjadi creative director label Polo Ralph Lauren. Kehadiran Michael seolah mengindikasikan akan kembalinya citra artistik Celine seperti era Phoebe Philo yang minimalis dan artsy, sebelum Hedi Slimane mengubahnya menjadi klasik dan rock ‘n’ roll glamor.
2. Sarah Burton - Givenchy
Selepas mundur dari label Alexander McQueen pada 2023, yang mana ia telah bergabung sejak tahun 1996 dengan bermula sebagai pegawai magang hingga menjadi creative director selepas Alexander McQueen meninggal, Sarah bergabung dengan rumah mode Givenchy. Menariknya, mentornya mendiang McQueen juga pernah menjadi creative director rumah mode ini.
Givenchy menjadi salah satu rumah mode yang cukup sering mengalami pergantian creative director. Tiap desainer menginjeksi ciri khas desain masing-masing. Dari Riccardo Tisci dengan gothic chic, Clare Waight Keller yang berfokus pada gaya feminin, dan Matthew Williams yang membuat citra Givenchy menjadi edgy.
Selama mensupervisi Alexander McQueen, Sarah Burton menampilkan rancangan bergaya feminin dengan narasi yang whimsical dan detail yang intricate. Contohnya pada koleksi spring/summer 2013, Sarah Burton mengartikulasikan tema Ratu Lebah menjadi deretan busana romantis seperti gaun bervolume yang dramatis. Sarah akan menampilkan koleksi perdananya pada Maret 2025.
3. Matthieu Blazy - Chanel
Penunjukan Matthieu Blazy sebagai artistic director baru Chanel menjadi kejutan sekaligus berita yang paling dinanti selama tahun 2024. Harus diakui, nama Matthieu Blazy bukan yang ramai diprediksi para pencinta mode dalam kontestasi kursi creative director Chanel—Hedi Slimane, Marc Jacobs, dan Pieter Muller menjadi kandidat favorit para netizen.
Para fashionista terlanjur mencintai rancangan Matthieu Blazy di Bottega Veneta. Selain garis rancanganya yang modern dan minimalis tampak bertolak belakang dengan karakteristik Chanel. Namun penunjukannya disambut antusias karena dinilai akan membawa pembaruan bagi citra Chanel.
Sayangnya kita harus bersabar. Karena koleksi perdana Matthieu Blazy untuk Chanel baru akan dipresentasikan pada Oktober 2025 mendatang.
4. Louise Trotter - Bottega Veneta
Sebagai pengganti Matthieu Blazy, Bottega Veneta menunjuk Louise Trotter yang sebelumnya memimpin Carven dan Lacoste. Bergabungnya desainer asal Inggris tersebut juga menjadi catatan sejarah di mana ia menjadi desainer perempuan pertama yang menakhodai label legendaris dengan detail anyaman tersebut.
Louise Trotter juga menjadi satu-satunya creative director perempuan di antara label milik Kering Group —lainnya adalah Sabato De Sarno di Gucci, Anthony Vaccarello (Saint Laurent), Demna (Balenciaga), dan Sean McGirr (Alexander McQueen) .
5. Julian Klausner - Dries Van Noten
Dries Van Noten memilih untuk mempromosikan tim internalnya yakni Julian Klausner. Sang desainer bergabung dengan label Dries Van Noten pada tahun 2018 sebagai desainer untuk lini busana perempuan.
“Ia bukan hanya seorang desainer yang berbakat, tapi juga pilihan yang tepat untuk mengambil alih selepas saya pensiun,” ujar Dries Van Noten dalam keterangan yang dirilis mengenai penunjukan Julian Klausner. “Pemahamannya yang mendalam mengenai label ini akan membuat masa transisi ini mulus sekaligus masa depan yang cerah,”.
Koleksi menswear musim 2025 akan menjadi kreasi perdananya yang mana akan dirilis dalam bentuk lookbook.
6. Haider Ackermann - Tom Ford
Kejutan dari perputaran kursi creative director juga datang dari label Tom Ford. Haider Ackermann didaulat menggantikan Peter Hawkings yang baru setahun menjabat dan merupakan pilihan Tom Ford pasca memutuskan pensiun dan menjual labelnya ke Estee Lauder.
“Saya sudah lama mengagumi rancangan Haider. Koleksi busana perempuan dan prianya sama-sama menarik. Dia adalah seorang pewarna yang hebat, kreasi tailoring nya menarik, dan yang terpenting adalah modern. Kami memiliki banyak kesamaan dalam hal referensi historis, dan saya begitu bersemangat untuk melihat apa yang akan dia lakukan untuk label ini. Saya merasa saya akan menjadi yang pertama berdiri untuk bertepuk tangan di peragaan perdananya pada Maret,” ujar Tom Ford dalam keterangan yang dirilis.
7. David Koma - Blumarine
Bagi label Blumarine, tahun 2025 tampaknya akan menjadi kebangkitan gaya seksi yang fierce. Prediksi tersebut tidak terlepas dari David Koma sebagai creative director. Untuk label pribadinya, sang desainer dikenal dengan garis rancang yang seduktif dengan potongan slit yang tinggi, material kulit, dan detail yang berkilauan.
Sebelum Blumarine, David Koma juga pernah menjadi creative director Mugler pada tahun 2013 hingga 2017.