Mengenal Istilah Kencan Baru “Nanoship”
Menjalani hubungan percintaan rasanya begitu sulit, apalagi di era yang semuanya serba bergerak cepat, semua hal bisa terjadi dalam waktu singkat. Tetapi apakah menemukan cinta sejati melalui aplikasi swipe kanan kiri masih relevan di usia saat ini? Kita telah memasuki tahun 2025, dan istilah kencan baru pun muncul, yakni: Nanoships. Apakah ini menjadi tren kencan yang serupa dengan situationship yang selama ini kita kenal (uhm, atau mungkin pernah dialami). Di dunia digital yang penuh dengan ragam istilah, mari kita kenali lebih dalam apa arti dari kehidupan percintaan saat ini: Nanoships.
Apa Itu Nanoship?
Bayangkan kamu sedang berada di toko buku, lalu memperhatikan seseorang di ujung ruangan. Ada percikan tak terbantahkan di antara kalian, dan mereka melemparkan senyum genit ke arahmu. Momen singkat penuh daya tarik dan kegembiraan itu disebut nanoship. Ini tentang menikmati momen tanpa beban—tanpa ikatan, tanpa ekspektasi, hanya keseruan dari keinginan yang sama, baik secara emosional maupun fisik.
Apa Bedanya Nanoship dengan Situationship atau Casual Dating?
Berbeda dengan situationship yang sering kali membawa "bagasi" emosional dan tanggung jawab yang tidak jelas, nanoship terasa lebih ringan dan bebas. Dalam situationship, ada ekspektasi tersirat seiring waktu bahwa hubungan tersebut akan menuju sesuatu yang lebih, meskipun tanpa komitmen yang jelas. Nanoship, di sisi lain, cocok untuk kamu yang hidup di saat ini, menikmati percikan sesaat tanpa harus mencari jaminan jangka panjang.
Bagi Gen Z dan milenial, nanoship adalah solusi sempurna untuk mengatasi kelelahan terhadap komitmen. Ini adalah perayaan spontanitas, chemistry, dan seni menikmati momen apa adanya.
Lebih dari Sekadar Pertemuan Singkat
Nanoship bukan hanya tentang pertemuan yang cepat berlalu, tetapi juga soal mindfulness dalam cinta. Nanoship mengajarkan kita untuk hadir sepenuhnya, menikmati percikan yang ada, dan melepaskan segala “bagaimana kalau” atau “apa selanjutnya.” Dalam banyak hal, nanoship mencerminkan pergeseran budaya yang lebih besar ke arah memprioritaskan kebahagiaan dan keaslian dibanding komitmen.
(Artikel ini disadur dari cosmopolitan.in / Perubahan bahasa telah dilakukan oleh penulis, Nadhifa Arundati / Image: Dok. Pexels by cottonbro studio)