Jangan Sampai Salah! Begini Cara Bedain Burnout dan Rasa Malas

Redaksi 2 29 Jan 2025

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa lelah, kehilangan motivasi, bahkan enggan melakukan sesuatu. Namun, apakah ini tanda burnout atau sekedar rasa malas? Tak sedikit yang keliru, menganggap kelelahan mental sebagai kemalasan, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Memahami perbedaan antara burnout dan rasa malas sangat penting, agar kamu bisa menemukan cara terbaik untuk mengatasi kondisi yang sedang kamu alami.

Berikut perbedaan burnout dan rasa malas berdasarkan penelitian, cara mengatasinya, dan bagaimana mengenali gejala yang kamu rasakan dengan lebih baik.

1. Perbedaan Burnout dan Malas Menurut Penelitian

Burnout dan rasa malas memiliki gejala yang mirip, tetapi penyebab dan dampaknya sangat berbeda. Menurut jurnal yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO), burnout adalah kondisi stres kronis akibat tekanan kerja yang berlebihan dan tidak terkelola dengan baik.

Burnout ditandai dengan tiga aspek utama: kelelahan yang ekstrem, perasaan sinis terhadap pekerjaan, dan penurunan efektivitas kerja. Sebaliknya, rasa malas bukanlah kondisi medis, melainkan kurangnya motivasi untuk bertindak karena kebiasaan menunda-nunda atau tidak memiliki tujuan yang jelas.

Jika kamu mengalami burnout, kamu mungkin merasa benar-benar kelelahan secara fisik dan emosional, bahkan setelah beristirahat. Pikiranmu terasa berat, sulit fokus, dan kamu mulai kehilangan semangat terhadap hal-hal yang biasanya kamu nikmati.

Selain itu, burnout bisa menyebabkan gangguan tidur, sakit kepala, dan perubahan suasana hati yang drastis. Sementara itu, jika kamu hanya merasa malas, kamu sebenarnya tidak mengalami kelelahan yang nyata, melainkan lebih ke enggan untuk memulai sesuatu. Kamu mungkin lebih memilih menunda pekerjaan, tergoda untuk scrolling media sosial, atau merasa tidak ada dorongan untuk bergerak.

Rasa malas sering kali bisa diatasi dengan sedikit motivasi atau disiplin, sedangkan burnout memerlukan pemulihan yang lebih mendalam.

2. Cara Mengatasi Burnout

Jika kamu mengalami burnout, solusi terbaik bukanlah memaksakan diri untuk terus bekerja, melainkan mengambil waktu untuk istirahat dan merawat diri sendiri.

Burnout terjadi karena tubuh dan pikiranmu telah mencapai batasnya, sehingga memulihkan energi adalah prioritas utama. Salah satu cara yang direkomendasikan oleh jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health adalah menetapkan batasan kerja yang sehat. Jika kamu terus-menerus bekerja tanpa jeda, kamu harus mulai belajar mengatakan “tidak” pada beban kerja yang berlebihan dan menetapkan waktu untuk beristirahat.

Selain itu, menjaga kesehatan fisik juga penting dalam proses pemulihan. Pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga. Aktivitas fisik seperti yoga atau jalan santai bisa membantu meredakan stres dan mengembalikan energi positif.

Jangan lupa juga untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti meditasi, journaling, atau berbicara dengan seseorang yang kamu percaya. Jika burnout sudah terlalu parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari, mencari bantuan profesional seperti psikolog bisa menjadi langkah terbaik.

3. Cara Mengatasi Rasa Malas

Berbeda dengan burnout yang membutuhkan pemulihan, rasa malas bisa diatasi dengan meningkatkan disiplin dan menemukan motivasi yang tepat. Jika kamu merasa malas, langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah menetapkan tujuan kecil dan realistis.

Jangan melihat tugas sebagai sesuatu yang besar dan berat, pecahlah menjadi bagian yang lebih kecil dan mulai dari yang paling mudah. Misalnya, jika kamu harus menyelesaikan proyek, mulailah dengan membuat daftar langkah-langkah kecil dan selesaikan satu per satu.

Teknik lain yang bisa kamu coba adalah metode “5 menit”. Paksa dirimu untuk melakukan tugas hanya selama lima menit saja. Sering kali, ketika sudah mulai, kamu akan merasa lebih mudah untuk melanjutkan.

Selain itu, penting untuk menghindari distraksi yang membuatmu semakin malas, seperti media sosial atau lingkungan yang terlalu nyaman. Cobalah bekerja di tempat yang kondusif dan atur waktu dengan baik.

Disiplin lebih penting daripada motivasi, karena jika kamu hanya mengandalkan mood, kamu akan terus menunda pekerjaan. Jika rasa malasmu berasal dari kurangnya tujuan hidup yang jelas, luangkan waktu untuk mengeksplorasi apa yang benar-benar membuatmu bersemangat dan tetapkan target yang ingin kamu capai.