Mengalami Low Back Pain? Menurut Para Ahli, Begini Cara Mengatasinya
Traveling jadi momen yang paling dinanti-nanti bagi setiap orang, apalagi bagi jiwa muda yang semangatnya masih terus bergelora. Tetapi rasa semangat menjelajah tersebut menjadi runyam ketika rasa nyeri di bagian tulang punggung belakang melanda. Cosmo berikan solusinya untukmu!
Saat cuti diterima, perasaan lega muncul. Semua sudah direncanakan, mulai dari akomodasi hingga destinasi yang siap dijelajahi. Tapi, terlalu lama duduk di mobil atau pesawat bisa memicu nyeri punggung bawah, mengganggu kenyamanan dan membuat liburan terasa kurang maksimal. Sounds like a bad start, right? Cosmo paham, kamu sudah antusias mempersiapkan liburan, namun nyeri punggung bawah atau low back pain ini bisa jadi pengganggu serius. Bayangkan saat kamu asyik sunbathing di pantai, tapi mendadak susah bangun karena nyeri. Oh, no!
Untuk mengatasi keluhan ini, Cosmo berbincang dengan para dokter spesialis dari Mayapada Hospital: dr. Starifulkani Arif, Sp.OT (K) Spine, dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dan dr. Nugroho Setyowardoyo, Sp.OT(K) Spine, dari Mayapada Hospital Bogor. Mereka menjelaskan bahwa low back pain sering dialami oleh pekerja muda aktif, terutama usia 20-30 tahun. Di Indonesia, prevalensi nyeri punggung mencapai sekitar 18,5% dari populasi, dengan kasus yang lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional, sekitar 1 dari 5 orang dewasa di Indonesia mengalami nyeri punggung bawah setidaknya sekali dalam hidup mereka.
“Banyak penyebab nyeri punggung, seperti masalah struktur tulang, cedera otot, atau posisi tubuh yang salah,” jelas dr. Starifulkani. Aktivitas sehari-hari, termasuk postur saat duduk atau membawa beban berat saat traveling, tanpa disadari bisa memicu nyeri ini. Ia menambahkan, “Sebaiknya hindari membawa koper yang terlalu berat tanpa alat bantu, karena dapat 'mengagetkan' otot punggung.”
Kondisi nyeri ini juga dipengaruhi oleh kurangnya olahraga dan postur tubuh yang buruk. Dr. Starifulkani menekankan, tubuh yang kurang fit lebih rentan mengalami nyeri karena otot yang lemah dan kurang stimulasi.
Tips untuk Mencegah Nyeri Punggung Saat Traveling
Tenang, tak usah panik! Tak berarti low back pain ini akan selalu kamu alami selagi dalam perjalanan liburan. Semua ini bisa dicegah, jika memang dilakukan secara tepat. Para ahli telah memberikan pendapat perihal apa saja yang sebaiknya kamu lakukan – sampingkan dulu rencana shopping untuk keperluan liburan, karena percayalah hal ini jauh lebih penting.
- Jaga Postur Tubuh. Saat duduk di kendaraan, pastikan punggung tetap tegak dan pinggang mendapatkan dukungan yang cukup. Kamu bisa menggunakan bantal atau handuk yang digulung untuk menopang punggung bawah.
- Pilih Makanan Sehat. Konsumsi makanan kaya kalsium, vitamin D, dan magnesium untuk menjaga kesehatan tulang dan otot. Hindari junk food dan alkohol yang bisa memicu peradangan dan memperparah nyeri.
- Rutin Berolahraga. Olahraga seperti berenang atau latihan kekuatan sangat baik untuk memperkuat otot punggung dan menjaga fleksibilitas.
- Hindari Beban Terlalu Berat. Gunakan koper beroda dan angkat beban dengan teknik yang benar, yaitu tekuk lutut dan angkat dengan kaki, bukan punggung.
- Luangkan Waktu untuk Stretching. Lakukan gerakan peregangan sederhana, seperti merentangkan tangan dan memutar tubuh untuk melancarkan peredaran darah dan mencegah kekakuan otot.
- Persiapkan Obat Nyeri. Membawa obat nyeri bisa membantu meredakan nyeri sementara selama perjalanan.
- Konsultasikan ke Dokter. Jika sudah memiliki riwayat low back pain, konsultasikan dulu kondisi kesehatanmu ke dokter sebelum bepergian.
The Treatment That You Need
Selain melakukan pencegahan yang mampu dipraktikkan oleh diri kita sendiri, treatment yang sifatnya lebih kredibel tentu perlu kita lakukan. Kalau saja kamu mengalaminya dan tak kunjung membaik, ada baiknya untuk segera konsultasikan masalah ini ke dokter. Namun setiap keluhan tentu punya penanganan tersendiri. “Secara umum, kami akan mengecek di MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui akar masalah dari rasa nyeri, apakah itu berasal dari otot atau bantalan tulang punggung belakang,” ucap dr. Nugroho yang berpraktik di Mayapada
Hospital Bogor.
Apabila sumber rasa nyeri masih dalam tahap normal secara penanganan, maka menurut dr. Starifulkani yang berpraktik di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, pasien akan diberikan metode penyembuhan secara konservatif, dengan memberikan resep obat, fisioterapi, lalu memberikan korset untuk manfaat kesehatan. Berbeda hal lagi dengan rasa nyeri yang bersumber dari bantalan tulang pungung belakang, perlu dilakukan intervensi nyeri, yang dilakukan dengan panduan alat untuk mengobati nyeri secara jangka panjang atau permanen.
”Tetapi kalau kondisinya karena saraf kejepit di bagian bantalan, maka perlu penanganan khusus seperti laser atau disektomi, serta tindakan endoskopi jika masalahnya sudah dalam tahap yang lebih kronis,” jelas dr. Nugroho.
(Nadhifa Arundati / FT / Image: Freepik)