6 Band Alternative Indonesia yang Lagunya Wajib Masuk Playlist!

Ellena Azisia 28 Oct 2025

Saatnya update playlist! Jika kamu sudah bosan dengan playlist harianmu, kamu berada di artikel yang tepat, babes. Lagu kerap menjadi penyemangat harimu. Bahkan, ada beberapa lagu yang mengingatkan dengan momen tertentu. Namun, jika didengar berulang kali, tentu kamu akan bosan. Cobalah eksplorasi genre-genre lain di luar zona nyamanmu. Contohnya, lagu-lagu dari musisi alternative.

Alternative adalah kebalikan dari musik mainstream

Musik alternative adalah istilah umum dari musik yang berbeda dengan mainstream. In case you didn’t know, mainstream adalah musik yang kerap diputar di mana-mana seperti di radio, kerap muncul di televisi, masuk ke playlist populer di Spotify, liriknya umum, mengikuti tren, atau viral di TikTok dan media sosial lainnya. Sederhananya, hampir semua orang pasti tahu lagu tersebut. Dan musik yang bertolak belakang dengan mainstream ialah alternative. 

Alternative adalah musik non-mainstream yang tak terlalu sering diputar di radio, muncul di televisi, atau viral di media sosial. Para musisi pemilik genre alternative ini memiliki pendengar yang tak sebanyak genre mainstream. Yup, pendengar genre alternative terbilang lebih niche. Namun, tak jarang musisi alternative Indonesia yang justru terkenal di luar negeri. 

Kini, banyak pula musisi alternative lokal yang sudah mulai menjadi mainstream seperti beberapa band yang akan Cosmo rekomendasikan di bawah ini. Mungkin banyak yang menganggap alternative adalah genre musik. Tapi, apakah alternative bisa dikatakan sebagai genre musik? Tidak, alternative bukanlah genre musik, melainkan payung besar dari musik-musik yang tidak mainstream. Namun, di dalamnya, ada sub-genre seperti alternative-rock, alternative-pop, indie-rock, alternative-folk, dan lain-lain.

So, babes, agar playlist kamu tidak itu-itu saja, Cosmo akan berikan rekomendasi band alternative Indonesia yang lagunya wajib didengar. Keep scrolling, girls!

1. Barasuara

Dibentuk pada tahun 2014 lalu dengan single pertama dengan tajuk Bahas Bahasa yang langsung mencuri perhatian, Barasuara telah menelurkan tiga album yaitu, Taifun (2015), Pikiran dan Perjalanan (2019), dan Jalaran Sadrah (2024). Seakan menjadi warna baru dalam kancah musik lokal, single pertamanya yang bertajuk Bahas Bahasa semacam menjadi anthem Barasuara yang memperkenalkan gaya musiknya.

Band alternative-rock ini digawangi oleh Iga Massardi, TJ Kusuma, Gerald Situmorang, Asteriska, Puti Chitara, dan Marco Steffiano. Fun fact, Iga Massardi, sang vokalis sekaligus gitaris selalu mengenakan batik di panggung pada beberapa tahun pertama Barasuara terbentuk. Ini sempat menjadi ciri khas yang ikonis dari Barasuara.

Mulanya, band ini merupakan band alternative. Namun, semenjak kedua lagunya yaitu, Terbuang Dalam Waktu dan Pancarona dipakai menjadi soundtrack film SORE: Istri dari Masa Depan (2025), Barasuara sudah menjadi band mainstream.

Kini, Barasuara memiliki banyak pendengar baru dan respons dari para personel pun sangat baik. Mereka senang mendapat pendengar-pendengar baru. Liriknya yang filosofis, puitis, dan kerap mengangkat tema sosial menjadi daya tarik band ini. And here are Barasuara’s songs that you should add to your playlist, yang juga menjadi favorit Cosmo dari ketiga album Barasuara:

Taifun (2015):

- Bahas Bahasa

- Sendu Melagu

- Api dan Lentera

- Tarintih

- Mengunci Ingatan

Pikiran dan Perjalanan (2019):

- Pikiran dan Perjalanan

- Samara

- Guna Manusia

- Pancarona

Jalaran Sadrah (2024):

- Etalase

- Terbuang Dalam Waktu

- Merayakan Fana

- Hitam Dan Biru

2. The Adams

Terbentuk sejak para personelnya masih menimba ilmu di Institut Kesenian Jakarta pada 23 tahun silam, mulanya nama The Adams adalah Lonely Band. Sempat mengalami bongkar pasang personel, kini The Adams memiliki tiga personel yaitu Saleh Husein atau biasa dikenal dengan Ale Husein, Ario Hendarwan, dan Gigih Suryoprayogo Setiadi. Dan Ario Hendarwan adalah personel tetap sejak terbentuknya band ini pada tahun 2002 lalu. Sedangkan Ale Husein baru bergabung pada 2004 dan Gigih Suryoprayogo pada tahun 2006.

Setelah itu, di tahun 2014, Pandu Fathoni atau biasa dikenal Pandu Fuzztoni bergabung dalam band ini dan disusul oleh Ghina Salsabila pada tahun 2018. Namun, berita mengejutkan telah diumumkan oleh akun Instagram The Adams pada tahun 2024 lalu bahwa Pandu dan Ghina memutuskan untuk hengkang dari band.

Masih terbilang sebagai band alternative, namun kini The Adams sudah mulai menjadi band mainstream. Band genre alternative-rock ini telah memiliki kurang lebih 937.500 monthly listeners di Spotify. Meski sempat vakum selama beberapa tahun, akhirnya The Adams merilis album baru pada tahun 2019 lalu dan konsistensinya dalam panggung-panggung festival musik selalu terjaga hingga saat ini.

Yes, hampir semua festival musik memiliki nama The Adams dalam lineup-nya. Sebanyak tiga album telah dirilis oleh band ini yaitu, The Adams (2005), V2.05 (2006), Agterplaas (2019). Fun fact, The Adams semakin mendapat perhatian yang luas lewat lagunya yang bertajuk Konservatif dan Waiting karena lagu tersebut digunakan oleh Joko Anwar untuk soundtrack filmnya, Janji Joni (2005). Berikut rekomendasi lagu The Adams favorit Cosmo yang wajib kamu dengar:

The Adams (2005):

- Konservatif

- Semirock

- Waiting

- Just

V2.05 (2006):

- Hanya Kau

- Selamat Pagi Juwita

- Halo Beni

- Pagi Siang Malam

Agterplaas (2019):

- Timur

- Masa-Masa

- Pelantur

- Gelap Malam

- Esok

3. Lomba Sihir

Bermula dari band pengiring Hindia (proyek solo Baskara Putra) di panggung, sejak tahun 2019 lalu, Lomba Sihir berdiri sendiri. Baskara sendiri turut bergabung dalam band ini, dan Lomba Sihir memiliki personel, Baskara Putra dan Natasha Udu di vokal, Rayhan Noor sebagai gitaris dan vokalis, Tristan Juliano sebagai keyboardist, dan Erinco Octaviano sebagai penggebuk drum.

Sebelumnya, hadir Wisnu Ikhsantama sebagai bassist, yang telah mengundurkan diri dari band pada tahun 2022. Lomba Sihir telah memiliki dua album yaitu, Selamat Datang di Ujung Dunia (2019) dan Obrolan Jam 3 Pagi (2025). Single debut Lomba Sihir yakni, Hati dan Paru-Paru disambut baik oleh para pencinta musik.

Album kedua band alternative-pop ini turut disambut baik oleh Peserta Lomba Sihir–nama sebutan penggemar Lomba Sihir–dengan beberapa lagu yang sempat viral di TikTok. Aksi panggungnya yang selalu seru, terutama penampilan Natasha Udu yang energik menjadi daya tarik band ini. Simak, ini rekomendasi lagu Lomba Sihir yang wajib kamu dengar. And of course, it’s Cosmo’s favorite!

Selamat Datang di Ujung Dunia (2019):

- Hati dan Paru-Paru

- Cameo

- Ada Apa Asmara

- Mungkin Takut Perubahan

- Nirrrlaba

Obrolan Jam 3 Pagi (2025):

- Tak Ada Waktu Tepat Untuk Berita Buruk

- Andai Saja

- Ribuan Memori

- Satu Jam Terpanjang

4. Efek Rumah Kaca

Berdiri sejak tahun 2001, Efek Rumah Kaca masih eksis di belantika musik Indonesia hingga saat ini. Album pertamanya yang juga self-titled dengan tajuk Efek Rumah Kaca (2007) diterima dengan baik oleh skena musik indie pada masanya. Bahkan, album pertama ERK–sebutan lain dari Efek Rumah Kaca–telah terjual sebanyak lebih dari 5.000 kopi. ERK telah menjadi salah satu band alternative yang berpengaruh di Indonesia.

Lirik di lagu-lagunya yang puitis dan kritis terhadap isu sosial, kemanusiaan, budaya, dan isu-isu lainnya menjadi daya tarik band ini. Ya, ketika mendengar lagu-lagunya, tak sekadar mencari hiburan, namun secara tak langsung, kamu diajak untuk berpikir lewat lagunya. Band ini digawangi oleh Cholil Mahmud, Poppie Airil, Akbar Bagus Sudibyo, dan Reza Ryan.

Para penggemar dari grup band alternative-indie atau rock ini terus beregenerasi. Meski band ini terbentuk pada saat gen Z masih kecil atau mungkin belum lahir, kini banyak penikmat musik Efek Rumah Kaca yang datang dari gen Z.

Tak jarang pada festival musik pun penonton ERK dipadati oleh anak-anak muda. Grup ini memiliki empat album studio yaitu, Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008), Sinestesia (2015), dan Rimpang (2023), serta satu album live yakni, Together Whatever Sessions Present Efek Rumah Kaca 10th Year Album Anniversary (Live) (2018). Cosmo sudah siapkan rekomendasi lagu Efek Rumah Kaca favorit Cosmo, and here they are:

Efek Rumah Kaca (2007):

- Cinta Melulu

- Sebelah Mata

- Belanja Terus Sampai Mati

- Desember

- Di Udara

Kamar Gelap (2008):

- Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa

- Kenakalan Remaja di Era Informatika

- Kamar Gelap

- Balerina

Sinestesia (2015):

- Putih

- Biru

- Kuning

Rimpang (2023):

- Kita Yang Purba

- Heroik

- Fun Kaya Fun

- Tetaplah Terlelap

5. Grrrl Gang

Band yang terbentuk dari kampus Universitas Gadjah Mada ini terbentuk sejak tahun 2016 lalu. Grrrl Gang merupakan band bergenre indie-pop, dan masih masuk ke skala alternative. Ya, sebab band ini tak masuk ke label musik besar dan musiknya tidak mainstream.

Kedua single debutnya yaitu Bathroom dan Thrills yang rilis di tahun 2017 lalu dan tergabung dalam double single Stop This Madness (2017), langsung mencuri perhatian para komunitas musik independen di Jakarta dan Yogyakarta. Dan kedua single tersebut menjadi pembuka jalan menuju EP pertama mereka yakni, Not Sad, Not Fulfilled (2018) yang berisi lima lagu dan tak termasuk Bathroom dan Thrills.

Trio yang digawangi oleh Angee Sentana, Akbar Rumandung, dan Edo Alventa ini telah mendapat perhatian dunia. Yes, Grrrl Gang sempat tampil di South by Southwest atau SXSW secara virtual pada tahun 2021 lalu. Seharusnya, Grrrl Gang tampil di SXSW secara langsung yang digelar di Austin, Texas. Namun, lantaran pandemi COVID-19 yang melanda, terpaksa mereka tampil secara virtual.

Kini, band asal Yogyakarta tersebut telah merilis album perdananya yang bertajuk Spunky! (2023) pada dua tahun silam, album ini turut masuk ke daftar NME dalam 50 Best Album dan menduduki posisi ke-48. And now, Cosmo akan berikan rekomendasi lagu Grrrl Gang yang wajib masuk playlist-mu:

Spunky! (2023):

- Cool Girl

- Better Than Life

- Spunky!

- Birthday Blues

Not Sad, Not Fulfilled (2018):

- Dream Grrrl

- Pop Princess

- Love Song

Stop This Madness (2017):

- Bathroom

- Thrills

6. Perunggu

Kerap disebut sebagai “band pulang kantor”, kini Perunggu sudah tak lagi menjadi “band pulang kantor” sebab ketiga personelnya sudah resign dari kantor dan ingin fokus pada Perunggu. Ketiga personel tersebut adalah, Maul Ibrahim sebagai vokalis, Adam Adenan sebagai gitaris, dan Ildo Hasman sebagai penggebuk drum.

Band asal Jakarta ini baru saja merilis album keduanya yang bertajuk Dalam Dinamika (2025). Single pertama band ini adalah Menyala yang rilis pada tahun 2019 lalu. Namun, usai merilis single tersebut, nama Perunggu tak langsung naik begitu saja. Mereka mulai dikenal luas sejak merilis album debutnya yang bertajuk Memorandum (2022) pada tiga tahun silam.

Album keduanya yang bertajuk Dalam Dinamika tersebut juga diterima baik oleh para penikmat musik. Fun fact, ketiga personel band ini resign dari kantor berdekatan dengan perilisan album keduanya. Alasannya, mereka ingin meningkatkan komitmennya dengan musik dan ingin all out dalam persiapan perilisan album keduanya.

Di sisi lain, alasan mereka resign dari pekerjaan kantornya adalah karena ingin memiliki lebih banyak waktu dengan keluarga. And now, they’re a full time musician! Hampir di setiap festival musik pasti ada nama Perunggu di lineup-nya. Inilah sejumlah lagu dari Perunggu yang wajib kamu dengar: 

Dalam Dinamika (2025):

- Pikiran Yang Matang

- Tapi

- Amalan Baik

- Gemilang

Memorandum (2022):

- Tarung Bebas

- 33x

- Canggih

- Kalibata, 2012

- Pastikan Riuh Akhiri Malammu

- Biang Lara