Selain “Gadis Kretek” Ini 5 Film Karya Kamila Andini

Rayoga Akbar 10 Nov 2023

Kesuksesan Gadis Kretek (2023) kian melambungkan nama sang sutradara Kamila Andini. Kamila yang juga turut bekerja sama dengan sang suami, Ifa Isfansyah, dalam penggarapan film serial yang diangkat dari novel berjudul sama tersebut memang sebelumnya sudah menjadi salah satu sineas muda yang karyanya selalu menarik perhatian.

Tak sulit untuk menebak asal kecintaan Kamila Andini pada dunia perfilman. Ia adalah putri dari sutradara kenamaan Garin Nugroho. Meski dibayangi nama besar sang Ayah, namun Kamila berhasil membuktikan bahwa dirinya memiliki sudut pandang, visi estetis, dan karakteristik tersendiri. 

Jika melihat dari sejumlah karyanya, bisa dilihat bahwa ia berfokus pada isu-isu sosial terkait perempuan serta keberagaman budaya Indonesia. Berikut deretan film karya film Kamila Andini.


Nana (Before, Now, & Then) 

Film berlatar era 1960 an di Jawa Barat ini diadaptasi dari bab pertama novel berjudul Jais Darga Namaku karya Ahda Imran. Dibintangi Happy Salma yang memerankan tokoh Nana, film ini menceritakan kehidupan sang tokoh utama yang bersahabat dengan salah satu simpanan suaminya yakni Ino, diperankan Laura Basuki. 

Film ini berhasil memenangkan sejumlah penghargaan seperti Golden Bear untuk Best Film dan Silver Bear untuk Best Supporting Actress di Festival Film Berlin. Lalu Film Terbaik di Festival Film Brussels dan Asia Pacific Screen Awards.


Yuni 

Dalam film Yuni (2021), Kamila Andini mengangkat isu sosial mengenai pernikahan dini. Karakter Yuni yang diperankan Arawinda Kirana, ditampilkan sebagai sosok remaja perempuan yang harus sudah bergumul akan isu sosial dan budaya terkait pernikahan. Akibat ia telah menolak dua kali lamaran pernikahan demi menggapai cita-citanya.


Sekala Niskala (The Seen and Unseen) 

Duka dapat dirasakan siapa saja. Termasuk seorang anak perempuan berusia 10 tahun. Hal tersebut menjadi sudut pandang yang disajikan Kamila dalam film Sekala Niskala (2017) lewat tokoh utamanya Tantri. Ia harus menerima kenyataan bahwa ia tak punya banyak waktu lagi bersama saudara kembarnya Tantra yang sakit parah. Film ini sendiri mengambil latar budaya Bali.


Laut Bercermin (The Mirror Never Lies)

Tema duka juga pernah diangkat sutradara lulusan Deakin University ini pada film Laut Bercermin (2011). Film ini menceritakan Pakis yang berusia 12 tahun (diperankan Gita Novalista), merindukan sang Ayah yang tak kunjung pulang saat pergi melaut. Ia pun kerap bermain dengan sebuah cermin yang menjadi simbol akan pengharapannya akan kepulangan Ayahnya. Film ini juga dibintangi oleh Atiqah Hasiholan dan Reza Rahadian.


Sekar

Sekar (2018) adalah sebuah film pendek yang diproduksi oleh Titimangsa Foundation berkolaborasi dengan Fourcolours Films dan Bakti Budaya Djarum Foundation untuk merayakan Hari Batik Nasional.

Film ini menampilkan cerita gadis tunanetra bernama Sekar yang kerap menemani ibunya (diperankan Christine Hakim) membatik. Kain batik telah menjadi medium bagi Sekar untuk mengenal dunia. Namun semua berubah ketika hadirnya seorang pemuda (diperankan Marthino Lio).