Tip Keuangan dari Cindy Lauw: Melek Investasi!
Bersama Cindy Lauw, Cosmo berbincang tentang topik uang bagi generasi muda. Selain tentang uang yang memang bisa jadi salah satu alat untuk mencapai tujuan hidup, ia pun membagikan bagaimana cara melek investasi untuk meningkatkan income, sekaligus harapannya bagi keuangan masa depan para pekerja kreatif. Hear, hear!
Apa yang terpikirkan oleh kamu saat mendengar kata uang?
Uang adalah salah satu tujuan hidup. Menurut saya, selain tujuan hidup adalah bahagia, tujuan lainnya adalah mencari uang. Karena uang adalah salah satu komponen yang bisa membuat saya bahagia lewat mencukupi segala kebutuhan hidup.
Apakah kamu bahagia dengan kondisi keuangan terkini?
Cukup bahagia, karena apapun yang didapat harus disyukuri. Tapi kalau ditanya tentang keinginan mengenai kondisi keuangan sekarang, tentu saya ingin lebih. Namun saya bersyukur di usia ini, saya sudah bisa membiayai kebutuhan hidup diri sendiri, juga bisa memberi pada orangtua, dan punya tabungan.
Menurut kamu, adakah perubahan pada pola keuangan sejak kita melalui pandemi?
Ada yang berubah. Di masa pandemi, banyak yang kehilangan pekerjaan atau tak bisa mendapat penghasilan seperti sebelumnya, oleh karenanya ada banyak pakar keuangan yang muncul, yang membuat kita jadi lebih perhatian terhadap keuangan. Bahkan tak sedikit juga influencer keuangan yang berasal dari usia saya, sehingga memelajari keuangan jadi terasa lebih mudah. Berkat itu pula, saya mulai mengerti dan membangun tentang 1) dana darurat, 2) asuransi, 3) cicilan fix yang dibayarkan setiap bulannya, 4) menabung, 5) bersedekah. Itulah pola keuangan yang saya lakukan sejak pandemi, efeknya saya jadi tak gampang boros lagi. Dulu, impulsive buying itu sangat mudah, tapi sekarang saya hanya cukup like barang di kantong belanja, namun baru hanya akan membelinya saat sudah butuh.
Saya juga beruntung sedari dulu sudah punya asuransi kesehatan menyeluruh bersama kedua orangtua saya. Karena tak ada yang tahu jika suatu hari kita akan menjadi sandwich generation atau harus membiayai orangtua, terutama saya yang merupakan anak tunggal. Oleh karenanya saya memberi bujet besar untuk asuransi kesehatan – meski jangan sampai kena sakit… namun setidaknya jika ada skenario buruk, bisa terbantu dari asuransi tersebut.
Adakah tip ampuh kamu dalam mengelola keuangan?
Saya punya dua jenis tabungan. Yang pertama adalah petty cash, dan yang kedua adalah tabungan yang tak boleh diotak-atik sama sekali. Cobalah untuk memisahkannya, karena jika tak begitu, uang dari gajian bisa cepat habis, lho. Tip saya yang lain, menabung itu harus dipaksa. Bukan menabung dari sisa-yang-ada-saja-deh, melainkan saat gajian, menabunglah terlebih dahulu kemudian gunakan sisanya. Biasakanlah untuk menabung meski dimulai dari nominal kecil. Tip lain, meski punya privilege untuk tinggal dengan orangtua, tapi tetaplah memupuk dana darurat, hingga saat darurat butuh uang, kita tak perlu meminjam pada pihak lain.
Terakhir, meleklah pada investasi. Cobalah investasi pada yang paling mudah seperti investasi emas yang bahkan bisa dari 0,1 gram saja. Kalau punya uang berlebih, coba saja untuk mengumpulkan emas. Karena emas dalam jangka waktu tahunan akan selalu naik harganya. Kemudian cobalah investasi saham. Saya sendiri biasa berinvestasi saham pada produk sehari-hari yang saya pribadi gunakan, semisal pada produk pasta gigi sampai susu, serta pada perbankan yang biasanya dalam waktu setahun selalu profit. Memang keuntungannya diraih saat sudah tiga atau lima tahun berinvestasi. Namun coba saja beli saham dengan risiko minim, dengan syarat, membeli saham dengan uang yang sekiranya tak akan dibutuhkan atau digunakan dalam waktu dekat.
Cosmo tertarik menggali lebih tentang investasi. Bagaimana kamu akhirnya melek investasi?
Saya mulai tertarik pada saham sejak tahun 2018, saat saya dapat job MC untuk acara saham perusahaan fintech Indonesia. Saat harus nge-MC di Bursa Efek Indonesia, saya pun mendapatkan pembelajaran tentang saham sehari sebelum acara. Saat tahu bahwa investasi saham bisa dilakukan pada perusahaan yang produknya saya pakai sehari-hari – ya, sesederhana itu, lho! – maka saya pun menggunakan gaji hasil dari nge-MC tersebut untuk membuka rekening investasi saham. Adakah pengalaman merugi? Tentu, saya pernah dalam kondisi sangat minus! Pengalaman cuan? Pernah juga sampai bisa langsung jajan! Intinya, kita benar-benar harus memelajari cara berinvestasi, dan harus ikhlas, baik itu rugi atau untung. Tip saya untuk berinvestasi adalah berdoa dan belajar. Jangan hanya ikut tren investasi teman atau selebriti, dan jangan tamak.
Pernahkah mengalami trauma finansial setelah merugi saat investasi?
Saya ingat sekali betapa blank pikiran saya saat tahu bahwa investasi saya sangat minus. Bahkan saat siaran, saya jadi nge-blank! Bisa dibilang, saya kehilangan cukup banyak uang yang seharusnya bisa saya gunakan untuk DP mobil. Tentu berat untuk menghadapinya. Tapi saya selalu berusaha menanamkan pikiran untuk ikhlas saat berinvestasi. Jadi lama kelamaan, saya bisa bangkit lagi.
Apakah trauma untuk berinvestasi lagi?
Tidak juga, saat itu yang berubah hanyalah saya harus super irit dalam pengeluaran. Saya pun terus berusaha untuk belajar investasi saham, salah satunya dari Jonathan End yang kerap memberi nasihat untuk investasi saham. Sedangkan dalam mengelola keuangan, saya menerapkan pencatatan pendapatan, saya harus dapat kondisi keuangan yang secure selama dua bulan, menabung yang banyak, dan ketat terhadap pengeluaran. Seiring berjalannya waktu, saya berhasil melaluinya, dan kembali berinvestasi!
Apa harapan kamu di masa depan untuk keterbukaan topik uang di masyarakat?
Topik uang memang masih sensitif untuk dibicarakan, tapi jika memang masih sulit untuk dibahas karena sifatnya sangat personal, maka tak apa. Namun sejak pandemi, ada perkembangan dalam keterbukaan pengetahuan tentang uang lewat munculnya financial influencers yang bisa diakses saran dan nasihatnya dari media sosial. Jadi kita semakin terbantu untuk melek tentang finansial saat masa keuangan sedang sulit. Ke depannya, saya justru berharap akan keterbukaan tentang penghasilan pekerja kreatif. Saya yang bekerja di bidang kreatif ini, merasa masih ada ketimpangan bagi para pekerja kreatif saat bekerja. Semisal para MC, fotografer, desainer grafis, masih saja ditawar harga kemampuan untuk karyanya. Bahkan saya masih saja menemui para pekerja kreatif yang dibayar rendah tak selayaknya. Saya harap, nantinya dunia lebih terbuka terhadap rate para pekerja kreatif.
(Givania Diwiya / Dok. Instagram.com/cindylauw)