Perlu Dihindari, Ini Dia 5 Kebiasaan Finansial yang Buat Kamu Sulit Menabung

Redaksi 2 14 Dec 2024

Cosmo babes, apakah kamu pernah merasa sulit untuk menyisihkan uang, meskipun sudah berusaha keras untuk menabung? 

Gajian baru saja masuk, tetapi dalam beberapa hari saldo rekening langsung menipis. Akhirnya, niat untuk menabung hanya tinggal rencana.

Banyak orang menghadapi masalah ini tanpa menyadari penyebabnya. Salah satu alasan utamanya adalah kebiasaan finansial yang tidak sehat. Kebiasaan ini, jika dibiarkan, membuat uang kamu terus mengalir keluar tanpa arah.

But don’t worry girls, kabar baiknya, kamu bisa mengidentifikasi dan menghindari kebiasaan ini. Dengan begitu, kamu bisa mulai menabung secara konsisten dan mewujudkan tujuan finansialmu. 

Yuk, simak 5 kebiasaan finansial yang sering membuat seseorang sulit menabung dan cara mengatasinya!


1. Kemudahan pembayaran digital yang memicu pemborosan


E-wallet seperti GoPay, OVO, dan ShopeePay sangat populer di Indonesia dan masa kini. Dengan sekali klik, kamu bisa membeli barang atau membayar layanan apa saja. 

Akan tetapi, kemudahan ini seringkali membuat kita lupa untuk mengontrol pengeluaran. Riset menunjukkan bahwa pembayaran digital membuat orang cenderung lebih boros karena tidak terasa seperti mengeluarkan uang sungguhan. 

Apalagi jika kamu menggunakan fitur pay later. Bisa-bisa pengeluaran semakin tidak terkendali karena rasa aman palsu dari pembayaran yang ditunda.

So girls! Take a note. Batasi penggunaan e-wallet untuk kebutuhan tertentu, seperti transportasi atau tagihan bulanan. Nonaktifkan fitur pay later untuk menghindari utang konsumtif.

Lalu, gunakan aplikasi pencatatan keuangan untuk memonitor pengeluaran digital secara berkala.


2. Kebiasaan memilih kepuasan instan


Gen Z dan Milenial di Indonesia sering terpapar iklan di media sosial yang menawarkan diskon besar-besaran atau promo flash sale

Godaan ini membuat orang lebih memilih kepuasan instan daripada menabung untuk kebutuhan jangka panjang. Misalnya, kamu tergoda untuk membeli pakaian baru saat promo, padahal lemari masih penuh. 

Keputusan ini mungkin terasa menyenangkan sekarang, tetapi dalam jangka panjang, uang yang seharusnya ditabung malah habis untuk hal yang kurang penting.

Mulai hari ini, terapkan aturan 30 hari. Tunda membeli barang yang tidak mendesak selama 30 hari untuk mengevaluasi apakah barang itu benar-benar dibutuhkan. Buat daftar prioritas belanja dan patuhi daftar tersebut.

Lalu, tinggal sisihkan uang di awal bulan ke rekening tabungan agar tidak tergoda untuk menghabiskannya.


3. Gaya hidup konsumtif


Tren hidup mewah sering terlihat di media sosial, seperti nongkrong di kafe estetik atau liburan ke tempat wisata mahal. Hal ini memicu rasa FOMO atau fear of missing out yang membuat banyak orang rela mengeluarkan uang demi tampil serupa.

Tahukah kamu kalau Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial tertinggi di dunia. Paparan konten yang menampilkan gaya hidup konsumtif membuat banyak orang merasa perlu mengikuti tren agar diterima oleh lingkungannya.

Oleh karena itu, kamu harus mulai mengurangi waktu di media sosial atau ikuti akun yang mempromosikan gaya hidup hemat. Fokus pada kebutuhan pribadi dan tujuan jangka panjang, bukan pada apa yang terlihat keren.

Lastly, terapkan prinsip 'less is more'. Beli barang berkualitas tinggi yang awet, meskipun harganya sedikit lebih mahal.


4. Budaya finansial yang mengutamakan keluarga


Di Indonesia, banyak orang yang merasa wajib membantu keluarga, seperti memberikan sebagian gaji untuk orang tua atau ikut berkontribusi dalam acara keluarga besar.

Kalau kamu pernah mendengar tentang sandwich generation, nah, inilah yang dimaksud dengan istilah tersebut!

Meski hal itu selalu dikaitkan sebagai rasa tanggung jawab dan solidaritas, sering kali pengeluaran untuk kebutuhan keluarga menjadi terlalu besar. Akibatnya, uang untuk tabungan pribadi menjadi terbengkalai.

So, Cosmo babes, buatlah anggaran khusus untuk membantu keluarga yang tidak mengganggu rencana tabungan pribadi. Diskusikan dengan keluarga mengenai batas kontribusi finansial yang sesuai dengan kemampuanmu.

Utamakan membangun dana darurat pribadi agar tetap bisa membantu keluarga tanpa mengorbankan stabilitas keuanganmu!


5. Pendapatan yang sifatnya tidak tetap


Mungkin kamu, atau banyak Gen Z dan Milenial lain yang bekerja di sektor gig economy atau freelancer, sehingga penghasilannya tidak tetap setiap bulan. Kamu pasti sudah merasakan kan, sulitnya merencanakan keuangan? Termasuk menabung.

Ketika pendapatan tidak pasti, sering kali uang habis untuk kebutuhan mendesak, dan tabungan menjadi prioritas terakhir. Pola ini membuat orang hidup dari satu gaji ke gaji berikutnya tanpa cadangan dana.

Apa yang bisa lakukan?

Terapkan metode 'pay yourself first’, dimana kamu bisa menyisihkan minimal 10% dari setiap pendapatan untuk tabungan sebelum membayar kebutuhan lain.

Lalu, buat dana darurat yang bisa mengcover pengeluaran minimal 3-6 bulan.

Diversifikasikan penghasilan dengan pekerjaan sampingan, seperti menjual produk digital atau mengajar online.


Cosmo babes, sulit menabung sering kali disebabkan oleh kebiasaan finansial yang tidak sehat, seperti boros karena e-wallet, memilih kepuasan instan, tekanan budaya keluarga, gaya hidup konsumtif, atau pendapatan yang tidak tetap.

Namun, semua kebiasaan ini bisa diubah dengan langkah-langkah sederhana. Mulai dari membuat anggaran, menunda pembelian yang tidak penting, dan membatasi pengeluaran untuk hal yang tidak mendesak. 

Dengan mulai menerapkan solusi di atas, kamu bisa membangun kebiasaan finansial yang lebih baik dan mulai menabung untuk masa depan.

Jadi, kebiasaan mana yang akan kamu ubah hari ini?


(Fishya Elvin/Images: Tima Miroshnichenko, Mikhail Nilov, Katya Wolf, Pavel Danilyuk, cottonbro studio, Vitaly Gariev on Pexels)