Meski Jatuh Cinta, Ini Sejumlah Alasan Mengapa Seseorang Enggan untuk Berkomitmen

Rayoga Akbar 09 Feb 2025

Bagi sebagian orang, komitmen bisa menjadi hal yang menakutkan. Sekalipun mereka sedang diliputi perasaan cinta dan loyal kepada orang yang mereka sayangi. Gagasan untuk hidup bersama dengan seseorang untuk jangka waktu yang lama dapat membuat mereka merasa cemas. Lantas, apa sebenarnya yang melatari hal tersebut? Well, rasa takut akan komitmen sering kali berasal dari pengalaman masa lalu, rasa tidak aman, atau tekanan eksternal. Awalnya mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi seiring waktu, hal itu dapat menimbulkan tekanan emosional dan ketidakpastian, yang dapat merusak hubungan yang paling kuat sekalipun.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa komitmen mungkin terasa seperti lompatan yang menakutkan bagi orang-orang yang juga sedang menjalin hubungan.


Mereka pernah terluka sebelumnya

Ketakutan akan hubungan yang berujung patah hati atau pengkhianatan membuat sebagian orang cenderung lebih berhati-hati untuk memutuskan berkomitmen. Hubungan yang buruk di masa lalu dapat menyebabkan mereka membangun tembok emosional untuk melindungi diri, sehingga sulit untuk percaya dan terbuka sepenuhnya, serta sulit bagi pasangan untuk benar-benar mengenal dan mencintai mereka.


Mereka tidak ingin kehilangan independensi 

ilustrasi

Sebagian orang mengasosiasikan komitmen dengan keterikatan, dan membuat mereka takut akan kehilangan kebebasan dan ruang pribadi. Gagasan untuk menjalani hubungan jangka panjang dapat membuat mereka cemas, karena mengira hal itu dapat mengorbankan independensi dan gaya hidup mereka.


Harapan yang tidak realistis membuat mereka takut

Sekarang ini masyarakat dan media sosial menciptakan standar yang bias tentang hubungan yang sempurna. Hal tersebut membuat komitmen terasa berat dan menantang. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang tinggi ini, orang cenderung mundur untuk menghindari kekecewaan.


Takut gagal

Pikiran tentang hubungan yang hancur bisa sangat meresahkan, menyebabkan kecemasan yang hebat. Beberapa orang takut bahwa tidak peduli seberapa besar upaya yang mereka lakukan, semuanya mungkin tetap berakhir buruk—yang menyebabkan rasa sakit, kekecewaan, atau bahkan rasa gagal pribadi. Jadi, beberapa orang memilih untuk menghindari komitmen sama sekali untuk mencegah potensi patah hati.


Memiliki masalah ketergantungan emosional

ilustrasi

Mereka yang memiliki avoidant attachment style harus berjuang lebih dalam hal keintiman emosional. Mereka mungkin mencintai pasangannya tetapi secara naluriah menjauh ketika hubungan menjadi terlalu serius. Mereka mungkin takut menjadi terlalu rentan atau bergantung pada orang lain dan akibatnya, menciptakan jarak—entah dengan menutup diri secara emosional, menghindari percakapan yang mendalam, atau ragu-ragu untuk berkomitmen penuh—yang pada akhirnya mempersulit untuk membangun hubungan yang aman dan langgeng.


Karier dan tujuan pribadi mereka menjadi penghalang

Bagi sebagian orang, mewujudkan ambisi pribadi adalah prioritas utama, dan mereka percaya bahwa hubungan yang berkomitmen dapat menjadi faktor memperlambat. Ketakutan tidak mampu melakukan keduanya secara efektif dapat menyebabkan keraguan, karena mereka tidak ingin merasa dibatasi atau mengambil risiko kebencian—baik terhadap pasangan mereka maupun diri mereka sendiri—karena memilih salah satu daripada yang lain.


Trauma masa kecil dan orang tua

Mereka yang tumbuh dalam keluarga yang tidak stabil atau menyaksikan hubungan yang rusak sering kali takut dalam hal cinta dan komitmen. Mereka secara tidak sadar percaya bahwa hubungan apa pun yang mereka masuki pasti akan gagal, membuat mereka ragu untuk berinvestasi sepenuhnya.


Ketidakmampuan secara emosional

Beberapa orang mungkin sangat peduli dengan pasangan mereka tetapi tidak siap secara emosional untuk menjalani hubungan yang lebih serius lagi. Mereka berjuang untuk mengekspresikan perasaan mereka. Hal tersebut membuat sebuah hubungan yang serius menjadi beban emosional yang tidak ada habisnya.

 

Artikel ini sudah tayang di Cosmopolitan India. Isi dan bahasa telah disesuaikan oleh editor.