Ini 6 Masalah Kesehatan Selama Puasa & Cara Mengatasinya
Perubahan jam tidur dan pola makan yang terjadi selama puasa membuat tubuh harus mengatur kembali 'sistemnya' agar tetap efisien dalam menjalankan fungsinya. Di sinilah biasanya muncul sejumlah celah di tubuh yang membuat kita lebih rentan terserang masalah kesehatan tertentu. Jadi sebelum terlambat, inilah sejumlah masalah kesehatan yang mungkin kerap kita keluhkan selama bulan puasa, berikut cara mengatasinya. Kamu tentu tidak ingin ibadah puasa Anda terganggu kan? Stay healthy, babes!
1. MAAG
Penyebab utama:
Masalah kesehatan yang kerap dialami selama bulan puasa biasanya erat kaitannya dengan urusan pencernaan dan penyakit metabolik. Maag sendiri terbagi menjadi dua penyebab yaitu maag organik di mana kondisi ini muncul karena masalah kesehatan seperti luka lambung, tumor, atau polip. Di sisi lain ada pula maag fungsional yang timbul karena kebiasaan makan yang tidak teratur sehingga menyebabkan iritasi pada area mukosa lambung.
Salah satu penyebab kamu terserang maag saat bulan puasa bisa datang dari kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan manis dalam jumlah besar saat berbuka puasa. Habit ini dapat membuat lambung terkejut' paska puasa selama 12 jam dan lambat laun menjadi iritasi.
Cara Mencegah:
Yang harus diperhatikan selama bulan puasa – terlebih jika sebelumnya kamu telah memiliki riwayat penyakit maag – adalah pemilihan menu makanan yang dikonsumsi. Hindari makanan yang terlalu asam, pedas, berlemak tinggi, dan berminyak karena berpotensi mengiritasi lambung. Jauhi juga bahan makanan yang mengandung kadar gas tinggi dan kafein yang dapat memicu produksi asam lambung berlebihan saat puasa. “Pastikan juga Anda tidak skip makan sahur. Sebab ini dapat mencegah peningkatan asam lambung berlebih selama puasa,” tukas Christina Andhika S,S.Gz, RD, seorang ahli gizi teregistrasi sekaligus pengurus Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI).
2. GERD
Penyebab utama:
Gejala Gastroesophageal reflux disease atau GERD yang kerap dirasakan ditandai dengan sensasi panas yang membakar di area dada (heartbun), mual, muntah, sakit tenggorokan, sulit menelan, bahkan muncul gangguan pernapasan seperti batuk hingga sesak napas. Penyebab GERD sendiri adalah melemahnya katup kerongkongan bagian bawah (sfingter) yang merupakan pemisah antara kerongkongan dengan lambung sehingga membuatnya mudah terbuka. Hal ini menyebabkan enzim dan asam yang seharusnya mengisi dan turun ke area lambung malah mengalir berulang ke area kerongkongan. Jika dibiarkan enzim dan asam tersebut dapat mengiritasi area kerongkongan secara lebih serius.
Cara Mencegah:
Hindari makan (apalagi makanan yang berat!) saat menjelang tidur, termasuk kebiasaan berbaring setelah makan. Tujuannya agar asam lambung tidak naik ke bagian kerongkongan. Makanlah makan dua sampai tiga jam sebelum tidur untuk sistem pencernaan dapat bekerja dengan baik. Saat berbuka makan dalam porsi secukupnya agar asam lambung tidak langsung melonjak. Kunyah makanan secara perlahan sehingga makanan sampai di lambung dengan lebih baik dan tidak memberatkan sistem kerja pencernaan kita.
3. SEMBELIT
Penyebab utama:
Masih berurusan dengan masalah pencernaan, sembelit atau susah buang air besar juga kerap menjadi permasalahan yang dialami banyak orang saat bulan puasa. Penyebab sembelit sendiri cukup beragam dari mulai kurangnya asupan serat, cairan, terlalu banyak mengonsumsi produk susu atau mengonsumsi makanan yang digoreng, berminyak, dan berlemak tinggi (gorengan misalnya). Asupan serat yang kurang dari 15 gram / hari juga membuat kita berpotensi terkena sembelit.
Cara Mencegah:
Saat waktu makan pilihlah makanan yang bergizi baik dan kaya akan serat. Serat alami bisa kamu dapatkan melalui sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Superfood seperti chia seed juga bisa diandalkan untuk menambah kebutuhan serat saat berpuasa. Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup agar proses sistem pembuangan tubuh tetap lancar. Air yang kita minum berperan melarutan zat makan dan mengangkut sisa makanan. Agar perut tidak kembung bagilah konsumsi air putih dengan sistem 2 gelas saat berbuka puasa, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur. Jangan mengganti asupan cairan kamu dengan minuman bersoda, terlalu manis, dan berkafein.
4. Diare
Penyebab utama:
Berbanding terbalik dengan sembelit, diare saat puasa bisa disebabkan karena internal tubuh yang sedang melakukan proses detoksifikasi. Hal ini umumnya ini terjadi 10 hari setelah berpuasa. Faktor lain yang menyebabkan diare datang dari makanan yang terkontaminasi virus, parasit, dan bakteri. Apalagi pola makan selama puasa dapat membuat kondisi sistem pencernaan menjadi lebih sensitif dari biasanya. Diare juga bisa timbul dari konsumsi makan yang terlalu asam dan pedas saat sahur dan berbuka. Masalah kesehatan ini juga rentan menyerang mereka yang memiliki alergi makanan atau obat-obatan serta intoleransi laktosa.
Cara Mencegah:
Selalu perhatikan kebersihan dari setiap makanan dan minuman yang kamu konsumsi. Akan lebih baik untuk mengolah sendiri makanan dan minuman agar memastikan kualitasnya. Hindari makanan yang dapat memicu diare dan cuci tangan sebelum makan. kamu juga dapat mengonsumsi probiotik saat sahur dan berbuka lewat yogurt (lebih baik pilih yang plain) untuk menjaga bakteri baik dalam sistem pencernaan dan untuk meredakan diare. Segera hubungi dokter apabila diare yang kamu alami tak kunjung sembuh.
5. PUSING DAN SAKIT KEPALA
Penyebab utama:
Ada banyak faktor penyebab munculnya rasa pusing dan sakit saat puasa. Di antaranya tekanan darah tinggi atau rendah, kadar kolesterol yang tinggi, gula darah rendah, dehidrasi, kelelahan dan jam tidur yang berubah. Kekurangan asupan vitamin neurotropik seperti vitamin B12, B1, dan B6 dalam tubuh juga bisa membuat kamu terserang pusing juga sakit kepala.
Cara Mencegah:
Untuk pusing dan sakit kepala akibat pola tidur dan kelelahan, atasi dengan memberikan tubuh kesempatan beristirahat. Semisal menggunakan waktu istirahat makan siang untuk tidur sejenak selama 15 menit agar tubuh kembali bugar. Perbanyak pula konsumsi bahan makanan yang mengandung asupan vitamin B1, B6, dan B12 seperti pisang, alpukat, mangga, dan bluberi. Apabila kamu sebelumnya memiliki riwayat sakit tekanan darah rendah / tinggi serta kolesterol, lakukan konsultasi ke dokter sebelum puasa agar gejala tersebut tidak mengganggu aktivitas ibadahmu. Penyakit tersebut memerlukan penanganan serta dosis pengobatan yang tepat agar tidak berimbas ke beberapa penyakit lainnya.
6. SARIAWAN DAN BAU MULUT
Penyebab utama:
Sariawan saat puasa dapat timbul karena melemahnya imun tubuh sehingga tubuh lebih rentan mengalami radang dan infeksi. Gangguan kesehatan ini juga muncul karena selama puasa kita tidak mengonsumsi makanan dan minuman apapun sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak dan menimbulkan perubahan keseimbangan mikroflora di mulut. Faktor meningkatnya asam lambung yang tinggi juga bisa membuat seseorang terserang bau mulut dan sariawan, mengingat sifat asam lambung yang asam dan berpotensi memicu iritasi yang berkembang menjadi radang di membran mukosa saluran cerna. Adanya bakteri tertentu yang berkembang di mulut juga menjadi salah satu munculnya penyebab bau mulut.
Cara Mencegah:
Perhatikan kebersihan gigi dan mulut secara lebih seksama. Rutin sikat gigi saat sahur dan sebelum tidur supaya kebersihan mulut tetap terjaga dan mencegah penumpukan plak. kamu juga bisa menggunakan dental floss agar proses membersihkan gigi bisa lebih maksimal. Jangan lupa penuhi kebutuhan cairan tubuh saat sahur dan berbuka. Kondisi mulut yang kering dapat memicu bau mulut. Hindari juga makanan yang berpotensi membuat bau mulut secara berlebihan seperti bawang, keju, daging merah, dan susu.