Kamu Gagal Move On? Mungkin Bukan Karena Cinta, Tapi Luka yang Belum Sembuh
Move on tak hanya tentang melupakan seseorang, tapi juga proses menyembuhkan luka. Kadang kamu merasa masih sayang, masih terikat, atau masih ingin kembali, padahal sebenarnya yang kamu rindukan bukan orangnya, tapi bagian dari dirimu yang hilang ketika hubungan itu berakhir.
Dan inilah yang tidak disadari banyak orang. Mungkin kamu bukan gagal melupakan, tapi belum selesai memaafkan. Berikut fakta gagal move on yang perlu kamu tahu.
1. Kamu Rindu Diri Sendiri yang Bahagia Saat Bersama Dia
Banyak orang mengira mereka belum bisa move on karena masih cinta. Tapi kalau kamu perhatikan lebih dalam, mungkin yang kamu rindukan adalah versi dirimu yang dulu, yang merasa utuh, dicintai, dan bahagia saat bersamanya. Menurut psikolog Guy Winch, perpisahan bisa menciptakan “identitas yang kehilangan pijakan,” dan inilah yang sering kita salah tafsir sebagai cinta.
2. Kenangan Indah Sering Menyembunyikan Luka yang Belum Tuntas
Saat kamu terjebak dalam kenangan indah, kamu mungkin sedang menghindari luka yang belum berani kamu buka. Ini normal. Otak kita cenderung memfilter memori agar terasa lebih manis (rosy retrospection). Tapi healing tidak akan berhasil ketika kamu hanya mengingat yang indah dan mengubur yang menyakitkan.
3. Kamu Belum Memaafkan Diri Sendiri atas Hal yang Sudah Terjadi
Entah karena kamu merasa terlalu bodoh mencintai, atau karena kamu menyesal telah mengabaikan tanda-tanda red flag, perasaan bersalah itu bisa membuatmu terus “terjebak” di masa lalu. Proses move on seringkali terhambat karena kamu belum berdamai dengan keputusan dan versimu yang dulu.
4. Kamu Merasa Ditinggalkan Bahkan Merasa Tidak Layak Dicintai
Hubungan yang berakhir secara mendadak atau menyakitkan bisa meninggalkan luka harga diri. Kamu jadi merasa bahwa kehilangan itu adalah bukti bahwa kamu tidak cukup baik. Padahal, perpisahan lebih sering tentang dinamika yang rusak, bukan tentang nilai dirimu. Journal of Personality and Social Psychology (2001) menyebutkan bahwa penolakan bisa menurunkan self-esteem sementara, tapi bukan kebenaran tentang siapa dirimu.
5. Luka Emosional Butuh Waktu
Kadang kamu buru-buru sembuh karena ingin terlihat “move on” atau agar tak terlihat lemah. Faktanya proses pulih itu tidak bisa diburu-buru. Menurut American Psychological Association, luka emosional bisa membutuhkan waktu lama untuk sembuh, tergantung kedalaman ikatan dan pengalaman traumatis yang menyertainya. Dan itu normal.
Jadi, kalau kamu merasa masih sulit lepas, mungkin kamu perlu berhenti mengejar ‘lupa’. Bukan untuk kembali ke masa lalu, tapi untuk berdamai dengan luka yang masih terbuka. Karena move on yang sehat bukan tentang menutup halaman dengan paksa, tapi membacanya dengan penuh kesadaran, lalu menyimpannya dengan tenang.