Waspadai Gejala Keputihan yang Tidak Sehat dan Penyebabnya

Elizabeth Alicia 11 May 2025

Keputihan merupakan proses alami yang dialami hampir setiap perempuan sebagai bentuk perlindungan dan pembersihan organ reproduksi, loh Babes. Namun, tidak semua keputihan tergolong normal. Keputihan yang tidak sehat dapat menjadi pertanda adanya gangguan pada organ intim, mulai dari infeksi jamur, bakteri, hingga penyakit menular seksual. Faktor-faktor penyebabnya beragam, mulai dari kebersihan area kewanitaan yang kurang terjaga, penggunaan produk pembersih yang mengganggu keseimbangan pH vagina, hingga perubahan hormon dan kebiasaan berpakaian yang kurang menyerap keringat. Jika kamu mengalami gejala dibawah ini, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

  • Warna Keputihan Tidak Normal

Keputihan sehat biasanya berwarna bening atau putih susu. Jika keputihan berubah warna menjadi kuning pekat, hijau, abu-abu, atau kecokelatan, ini bisa menjadi tanda infeksi. Misalnya, keputihan kehijauan atau kekuningan disertai bau amis kerap disebabkan oleh infeksi bakteri seperti bacterial vaginosis atau infeksi menular seksual seperti trikomoniasis.

  • Bau Menyengat atau Tidak Sedap

Vagina memiliki wanginya sendiri, yakni agak asam seperti yogurt atau tapai, karena bakteri baik dari Lactobacili yang menjaga pH kewanitaan agar tetap terjaga. Namun, keputihan yang tidak sehat akan menimbulkan wangi menyengat yang bahkan bisa tercium oleh orang lain. Jika keputihan mengeluarkan bau amis, asam menyengat, atau bahkan bau busuk, hal ini patut diwaspadai. Bau yang kuat sering kali berkaitan dengan ketidakseimbangan bakteri di dalam vagina atau infeksi tertentu seperti vaginosis bakterialis dan gonore.

  • Tekstur Kental Seperti Keju atau Berbusa

Keputihan yang menggumpal seperti keju cottage biasanya merupakan tanda infeksi jamur Candida. Sementara keputihan yang berbusa bisa mengindikasikan infeksi parasit seperti trikomoniasis. Infeksi ini dapat muncul akibat kebersihan vagina yang kurang baik atau penularan seksual.

  • Disertai Rasa Gatal dan Perih

Jika keputihan disertai dengan rasa gatal, perih, atau sensasi terbakar di area kewanitaan, kemungkinan besar terdapat iritasi atau infeksi. Infeksi jamur dan alergi terhadap produk pembersih kewanitaan, sabun, atau bahan celana dalam bisa menjadi pemicunya. Pilihlah bahan celana dalam yang sepenuhnya terbuat dari katun alami, agar dapat menyerap keringat dengan baik. Tak hanya itu, sebaiknya kamu juga mengganti celana dalam setiap dua kali dalam sehari untuk menjaga keseimbangan bakteri pada kewanitaan. 

  • Volume Berlebihan dan Terus-Menerus

Keputihan yang keluar dalam jumlah banyak, terus-menerus, dan tidak mereda selama beberapa hari bisa menjadi tanda infeksi serius. Hal ini bisa disebabkan oleh peradangan pada leher rahim atau penyakit menular seksual. Perubahan hormonal seperti saat kehamilan atau stres ekstrem juga bisa memicu lonjakan keputihan, tetapi tetap harus diperiksa jika berlangsung lama.

Tips Mencegah Keputihan yang Tidak Sehat

Mengatasi keputihan tidak sehat harus disesuaikan dengan penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri, dokter biasanya akan meresepkan obat antijamur atau antibiotik, baik oral maupun topikal. Menjaga kebersihan area kewanitaan adalah langkah penting, termasuk dengan mengganti celana dalam secara rutin, menggunakan pakaian dalam berbahan katun, serta menghindari produk pembersih dengan pewangi atau bahan kimia keras. Selain itu, menjaga pola makan, mengelola stres, dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan juga sangat dianjurkan. Bila gejala berlangsung lebih dari seminggu atau disertai nyeri hebat, segera konsultasikan ke tenaga medis profesional.

Selalu kenali sinyal dari tubuh kamu ya, Babes. Mengetahui dan memahami gejala pada tubuh adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan reproduksi. Jangan abaikan gejala keputihan yang mencurigakan, karena bisa menjadi pertanda gangguan yang lebih serius.