Retinol untuk Jerawat: Cara Menggunakan Retinoid Yang Benar!
Girls, sebagai seseorang yang berjuang dalam mengatasi jerawat selama 10 tahun, Cosmo bisa bilang bahwa hal paling efektif yang dapat kamu gunakan pada wajah untuk mengobati jerawat adalah retinol. Tidak bermaksud membandingkannya dengan salicylic acid dan benzoyl peroxide, tetapi retinol benar-benar satu-satunya bahan topikal yang membantu menjaga jerawat kistik dan komedo, sekaligus membuat kulit wajah menjadi tampak halus serta bercahaya. Dan, Cosmo tidak sendirian — tanyakan kepada dokter kulit, ahli wajah, atau ahli perawatan kulit mana pun tentang retinol untuk jerawat, dan mereka semua akan memberi tahu kamu hal yang sama: ini sangat bekerja!
Namun, tidak semua formula dapat menghasilkan yang sama, jadi sebelum kamu secara acak membeli banyak barang dan mengoleskannya, harap terus membaca untuk mengetahui semua yang perlu kamu ketahui tentang penggunaan retinol untuk jerawat, bagaimana sebenarnya retinoid bekerja dan yang terbaik untuk dicoba.
Bisakah retinol mengatasi jerawat?
Yes, a million times yes. Retinoid merupakan istilah umum untuk seluruh turunan vitamin A yang dijual bebas dan diresepkan untuk membantu mencegah semua jenis jerawat: komedo, dan lain sebagainya. Retinoid bekerja pada tingkat sel untuk membantu memulai tingkat pergantian sel, mengurangi peradangan, dan mengurangi produksi minyak —semua fungsi utama untuk menjaga pori-pori tetap bersih dan kulit bebas dari jerawat, kata dokter kulit Shari Marchbein, MD.
Kabar baik lainnya: Retinol dan retinoid dapat membantu memudarkan bekas jerawat yang susah hilang. "Pergantian sel bukan hanya kopling untuk mencegah pori-pori tersumbat," kata Dr. Marchbein, "tetapi juga membantu mendorong sel mati, rusak — alias hiperpigmentasi — ke permukaan untuk memberi ruang bagi yang baru."
Retinol apa yang terbaik untuk jerawat?
Para ahli setuju bahwa krim dan gel retinoid dengan resep (seperti tazorac dan tretinoin) adalah yang paling efektif untuk mengobati jerawat. Tetapi jika kamu tidak ingin melakukan perjalanan ke dokter kulit, dan berurusan dengan asuransi ─atau jika kulit kamu sangat sensitif, tenang saja, kamu masih punya pilihan.
Adapalene merupakan retinoid yang dibuat khusus untuk mengobati jerawat sekarang tersedia tanpa resep, sehingga kamu dapat membelinya di hampir setiap toko obat. Atau, kamu juga dapat mencoba Curology, perusahaan perawatan kulit dengan penyedia medis yang dapat meresepkan tretinoin dengan kekuatan resep bersama dengan rutinitas jerawat lengkap.
Meskipun adapalene OTC bekerja untuk mengatasi jerawat, retinoid lain yang terdapat di toko obat seperti retinol, ester retinol, dan retinaldehida tidak akan begitu efektif untuk mengobati jerawat. Meskipun mereka masih memiliki manfaat untuk kulit yang sangat baik seperti menghaluskan garis dan mencerahkan bintik, mereka tidak cukup kuat untuk mengobati jerawat secara efektif, kata Dr. Marchbein. Itulah sebabnya kamu akan melihat sebagian besar produk retinoid toko obat diiklankan sebagai anti-aging alih-alih mengatasi jerawat — mereka tidak cukup kuat untuk berdampak besar pada jerawat.
Seberapa sering harus menggunakan retinol untuk jerawat?
Retinoid yang dibutuhkan untuk mengobati jerawat sangat kuat, jadi kamu perlu membangun toleransi jika ingin menghindari efek samping yang sangat mengganggu, kata dokter kulit Elyse Love, MD. “Mulailah mengoleskan retinoid seukuran kacang polong seminggu sekali pada malam hari selama satu minggu, kemudian dua kali seminggu pada malam hari selama dua minggu, kemudian tiga kali seminggu pada malam hari selama tiga minggu, dan seterusnya,” kata Dr. Love. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penggunaan malam hari tanpa iritasi.
Untuk orang-orang yang memiliki kulit sangat sensitif dan tidak dapat melewati dua kali seminggu tanpa wajah mereka mengancam untuk berontak, jangan khawatir —kamu masih akan mendapatkan beberapa manfaat bahkan dengan frekuensi yang lebih rendah, kata Dr. Love. Prinsip: "Beberapa retinol lebih baik daripada tidak ada retinol."
Apa efek samping setelah penggunaan retinol untuk jerawat?
Masalah terbesar yang dialami saat memulai menggunakan retinoid adalah efek samping yang diakui buruk. “Selama empat sampai enam minggu pertama penggunaan, kamu akan mengalami pengelupasan, kemerahan, dan iritasi,” kata Dr. Love. Ini dikenal sebagai periode retinisasi, yaitu proses di mana kulit kamu secara perlahan menyesuaikan diri dengan bahannya. Namun, menggunakan retinoid dengan bertahap akan membantu mengurangi banyak peradangan awal, tetapi kamu juga dapat mencoba beberapa (atau semua) cara ini untuk mengurangi efek sampingnya juga:
Berikan jeda pada penggunaan bahan aktif lainnya
Termasuk pembersih, serum, atau pelembap yang mengandung AHA, BHA, dan/atau benzoil peroksida. Terlalu banyak bahan aktif bersamaan dengan retinol dapat menyebabkan kemerahan dan peradangan. Jadi hentikan bahan aktif tersebut seminggu sebelum memulai retinol, kata dokter kulit Uchenna Okereke, MD. Setelah kulit kamu mulai menyesuaikan, kamu dapat menambahkan bahan aktif kembali satu per satu, setidaknya satu minggu di antaranya.
Buat skincare seperti roti lapis
Kamu bisa menganggap pelembap sebagai roti dan retinol adalah isinya. Di malam hari, pertama-tama oleskan secara tipis pelembap yang lembut, lalu tunggu satu atau dua menit, setelah itu oleskan secara tipis retinol dan lapisi semuanya dengan lapisan tipis pelembap yang sama, kata Dr. Love. "Roti" di sini menciptakan penyangga yang sedikit mengencerkan retinol, membuatnya lebih dapat ditoleransi oleh kulit kamu selama beberapa minggu pertama.