Cerita HAIM tentang Album Terbaru dan Masa Karantina Pandemi

Givania Diwiya Citta 17 Jul 2020
  • Musik dan prinsip otentik yang mengalir dalam DNA ketiga bersaudara Este, Danielle, Alana, membuat HAIM menjadi band yang diobsesikan oleh generasi penerus di abad 21 ini. 
  • Setelah menjadi simbol woman empowerment dalam industri musik, HAIM juga menjadi sumber distraksi yang menularkan keseruan di masa karantina dari pandemi. 


Sebelum mereka mulai menulis lagu seperti Falling, Don’t Save Me, The Wire yang beberapa kali dinominasikan sebagai Best Song ataupun Best Track dalam ajang penghargaan musik, ketiga bersaudara ini membekali ilmu mereka dari membaca buku-buku tentang legenda musisi rock Joni Mitchell hingga Crosby, Stills and Nash, bahkan mempelajari dalam-dalam setiap episode Behind the Music di saluran VH1. Namun seperti yang kita tahu, darah musik yang mengalir pada HAIM memang telah tertanam sejak, err, dalam kandungan. Kedua orangtuanya yang mencintai musik membesarkan ketiga putrinya dengan menjajalkan permainan instrumen yang di-setup di rumah, hingga memperkenalkan luas rentangan genre musik seperti The Writing’s on the Wall dari Destiny’s Child yang menjadi CD pertama si bungsu Alana. Ketiganya akan sama-sama mempelajari drum dan piano, hingga sang ayah mempertajam keunggulan kemampuan masing-masing dari mereka dalam bermain instrumen, seperti sulung Este yang dihadiahi bass Fender Jazz Precision, anak tengah Danielle yang lantas jadi paling mahir dalam gitar, dan Alana pada posisi keyboard, hingga membentuk formasi HAIM yang kita kenal sekarang.


Dulu, seluruh keluarga pun kerap pentas dengan membawakan sederet lagu cover dari Eagles hingga Santana di bawah nama band Rockinhaim dalam berbagai gigs charity atau festival di California. Hingga pada tahun 2007, ketiga putri ini mulai menulis lagu mereka sendiri, menggeser posisi orangtua mereka untuk beralih tugas menjadi anggota kru. Ketiganya pun pertama kali perform dalam nama HAIM pada suatu acara yang digelar di salah satu museum di The Valley (tempat tinggal yang mendarah daging bagi ketiganya, yang hampir selalu ditampilkan dalam video musik mereka), dengan performa penuh perkusi dan ritme, seperti cara mereka terinspirasi dari Phoenix dan The Strokes. Danielle yang juga pernah di-scouting oleh pemimpin The Strokes, Julian Casablancas, untuk berperan menjadi gitarisnya kala tur, tergerak untuk mengikuti nasihat Julian: Berhenti bermain di gigs terlalu banyak, mulailah untuk menulis dan merekam lagu, lalu mempublikasikannya secara online




Begitu pula dorongan yang diraih ketiganya berkat tumbuh besar di keluarga berlatar kreatif, “Kami beruntung bahwa orangtua kami sangat supportive saat kami menggeluti seni. Hal ini membuat kami bekerja sungguh-sungguh dalam mempelajari instrumen dan merekam musik,” ujar ketiganya pada Cosmo. Akhirnya, berbekal satu tahun vakum dari peredaran dan berfokus dengan berbagai alat musik serta sebuah aplikasi GarageBand, turning point bagi HAIM pun tiba. Album perdana Days Are Gone lantas membawa HAIM dinominasikan sebagai Best New Artist dalam Grammy. Lalu selebihnya yang kita tahu, nama HAIM lantas bergaung di skena musik indie, mulai dari menjadi aksi pembuka bagi Florence And the Machine, Mumford and Sons, hingga berkolaborasi dengan Major Lazer sampai Childish Gambino. 


'..'


Mereka pun tak menghentikan perpanjangan kekuatannya untuk menciptakan dukungan lingkungan yang lebih ramah untuk musisi perempuan lainnya, seperti daftar kolaborasi panjangnya dengan Lizzo, Charli XCX, hingga Clairo. Dimulai dari ketiganya, mereka bergerak untuk menjadikan musik rock alternatif keren lagi, atau maksudnya, selalu keren sepanjang masa. Lagipula, jika salah satu dari mereka ada yang tumbang, kita tahu bahwa ada dua perempuan siaga lainnya yang siap menopang satu sama lain, seperti ungkapan ketiganya pada Cosmo, “Kami sangat beruntung bisa berada dalam satu band bersama karena kami selalu memiliki support system yang mengikuti langkah kami ke mana pun kami pergi.” Seperti yang orang-orang bilang, when women stand together as real sisters, nothing in the world can break them apart.



(Artikel ini telah dimuat dalam HAIM: The Unstoppable Sisters in Music edisi Juni-Juli 2020 / Text: Givania Diwiya/FT / Images: Dok. Cosmo, photographed by Ruben Chamorro, styled by Rebecca Grice / Layout: Shakurani)