Apakah Toxic Productivity Berpengaruh Terhadap Kreativitasmu?

Nadhifa Arundati 16 Jul 2024

Kita hidup di dunia yang kompetitif dengan kebutuhan hipertensi untuk tetap produktif sepanjang waktu. Budaya influencer hanya menambah tekanan ini. Mereka terus-menerus menekankan perlunya tetap hiper-produktif melalui rutinitas pagi mereka (yang sering membosankan) dengan meditasi atau yoga, novel-novel self-help, dan sebagainya. Meskipun godaan untuk bekerja tanpa henti bisa menggoda, penting untuk memahami bahwa menghabiskan diri untuk bekerja berlebihan pada akhirnya akan sangat merugikan kreativitasmu.

Jika kamu menemukan dirimu bekerja selama berjam-jam tanpa istirahat, tanpa jeda sama sekali, babes, tolong degarkan secara seksama, karena sudah saatnya kamu melakukan intervensi. 

Untuk keluar dari siklus berbahaya ini yang disebut produktivitas beracun, kamu harus mengenali tanda-tanda dan mengakui bahwa kamu menjadi korban. Berikut adalah beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan.

 

Kamu Menganggap Istirahat Adalah Kemalasan

Jika kamu terus-menerus merasa bersalah karena beristirahat atau mengambil satu hari libur, besar kemungkinan kamu telah jatuh ke dalam perangkap produktivitas toxic. Pola pikir ini memaksa kamu untuk percaya bahwa nilai kamu semata-mata ditentukan oleh seberapa banyak yang bisa kamu capai, yang akhirnya mengarah pada burnout dan stres. Mengenali pola ini adalah langkah pertama menuju keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang (yang sangat dibutuhkan). Ingatlah, mengambil waktu untuk beristirahat bukan hanya diterima tapi juga sangat penting untuk kesejahteraan dan produktivitasmu jangka panjang.

 

Kamu Selalu Merasa Capek

Produktivitas toxic memberikan sedikit ruang untuk perawatan pribadi, yang dapat menyebabkan peningkatan kelelahan dan tingkat energi yang konsisten rendah. Ketika kamu terus-menerus mendorong dirimu sendiri untuk produktif tanpa istirahat atau waktu untuk beristirahat, tubuh dan pikiranmu akan menderita. Dorongan tak kenal lelah untuk selalu melakukan sesuatu bisa berakhir pada burnout, stres, dan penurunan kesejahteraan secara umum. Memprioritaskan self-care sangat penting untuk menjaga keseimbangan yang sehat dan produktivitas jangka panjang.

 

Menetapkan Tujuan yang Tidak Realistis

Ketika kamu menetapkan tujuan yang hampir tidak mungkin untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu, kamu mungkin menemukan dirimu selalu overworking. Pola ini tidak hanya menghabiskan energi tapi juga memperpanjang siklus harapan yang tidak realistis dan kritik diri. Mengenali dan membebaskan diri dari siklus ini sangat penting untuk menjaga pendekatan yang lebih sehat dan seimbang terhadap produktivitas dan harga diri.

 

Produktivitas Toxic Kerap Membunuh Kreativitas

Yes, produktivitas toxic membunuh kreativitas, menciptakan kebutuhan untuk tetap sibuk sepanjang waktu. Ini akhirnya memicu perasaan gagal, keraguan diri, dan rendahnya harga diri ketika tujuan-tujuan tidak tercapai. Seperti yang dikatakan Sylvia Plath, "Musuh terburuk terhadap kreativitas adalah keraguan diri."

 

Terjebak dalam Siklus Produktivitas Toxic Menandakan Kalau Kamu Sulit Memiliki Waktu untuk Diri Sendiri

Menikmati waktu santai memungkinkan kamu untuk membuat ruang bagi ekspresi diri dan tentu saja, untuk mengisi kembali energi. Tidak bisa menikmati beberapa menit kedamaian sendiri akhirnya membunuh kapasitas kreatifmu. Dan yang lebih menakutkan adalah pola berulang produktivitas beracun akhirnya bisa membunuh keinginan untuk mengekspresikan kreativitasmu.

 

Namun sebelum terhanyut oleh produktivitas yang sifatnya toxic, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan.

 

Berbicara dengan Diri Sendiri

Sesi berbicara dengan diri sendiri yang sederhana bisa sangat efektif untuk mengatasi produktivitas beracun. Memahami akar penyebab pola-pola ini sangat penting. Mereka bisa berasal dari trauma masa lalu, pengalaman yang tidak menyenangkan, atau kebiasaan kerja yang tidak realistis yang dikembangkan dalam pencarian validasi. Mengidentifikasi masalah-masalah mendasar ini adalah langkah pertama menuju produktivitas yang lebih sehat dan seimbang.

 

Mencari Distraksi

Untuk menghindari perasaan bersalah saat kamu beristirahat dari pekerjaan, temukan cara untuk tetap terlibat dalam hal lain. Mulai dari menghabiskan waktu bersama teman-teman hingga pergi kencan sendirian untuk minum kopi, menonton film, merencanakan liburan, dan sebagainya akan berhasil. Ingatlah, apapun yang membantu kamu menjauh dari laptop untuk beberapa jam adalah ablasi yang baik.

 

Menetapkan Tujuan yang Realistis

Sederhana seperti yang mungkin terdengar, ini tetap menjadi tips yang paling krusial. Menetapkan tujuan-tujuan yang realistis memungkinkan kamu untuk bekerja dengan jam kerja optimal dan mencegah kelelahan berlebihan. Ingatlah, mengambil langkah-langkah kecil setiap hari menuju suatu tujuan jauh lebih baik daripada mencoba mencapai segalanya sekaligus. Sama seperti seorang penulis tidak bertujuan menyelesaikan menulis sebuah buku dalam satu hari tapi lebih fokus pada beberapa halaman setiap hari, kamu juga harus mengembangkan kebiasaan bekerja setiap hari sambil membagi tugas untuk menghindari membebani diri sendiri.

 

Belajar tentang Produktivitas Positif

Sebagai praktik yang bertentangan dengan produktivitas beracun, produktivitas positif menekankan pentingnya mengambil waktu untuk self-care di tengah-tengah rutinitas yang sibuk. Memahami apa yang sebenarnya terlihat seperti produktivitas positif memungkinkan kamu untuk mengenali apa yang telah kamu lakukan salah sejauh ini dan bagaimana untuk menyelaraskan kembali rutinitas kamu untuk merawat waktu luangmu, self-care, dan kesejahteraan sebaik juga prioritas pekerjaanmu.

 

Membaca Buku Self-Help

Buku-buku self-help sering kali menawarkan saran yang luar biasa dan praktis yang bisa membantu kamu keluar dari lingkaran produktivitas yang dipaksakan. Ingatlah poin tentang mencari ablasi? Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengalihkan perhatian diri kamu selain dengan mengambil buku self-help yang bagus. Beberapa rekomendasi kami termasuk Work Won't Love You Back: How Devotion to Our Jobs Keeps Us Exploited, Exhausted, and Alone oleh Sarah Jaffe dan Four Thousand Weeks: Time Management for Mortals oleh Oliver Burkeman.

 

Membuat Ruang untuk Ekspresi Diri

Nasihat terbaik yang bisa kami berikan adalah ini: Tidak ada yang lebih efektif untuk melawan pola produktivitas beracun daripada mencipta. Kebahagiaan dan kegembiraan yang kamu rasakan saat mulai melakukan apa yang kamu cintai—baik itu seni atau bentuk ekspresi diri lainnya—tidak ada tandingannya.

Kejar passion kamu, dan kamu akan secara alami ingin terlibat dalam mereka bahkan lebih sering lagi. Inilah bagaimana kamu mendorong diri sendiri untuk memikirkan ulang rutinitas kamu dan membuat ruang untuk apa yang kamu benar-benar cintai. Ini sederhana namun sangat efektif, kami jamin!

 

(Artikel ini disadur dari cosmopolitan.in / Perubahan bahasa telah dilakukan oleh penulis, Nadhifa Arundati / Image: Pexels by Anna Shvets)