Alasan Mengapa Perselingkuhan di Tempat Kerja Masih Sering Terjadi

Nadhifa Arundati 29 Jul 2025

Di tengah tuntutan profesionalisme dan regulasi HR yang makin ketat, ternyata perselingkuhan di tempat kerja masih jadi fenomena yang cukup common. Menurut riset Populix tahun 2023 yang melibatkan 1.000 responden di Indonesia, sebanyak 33% responden mengaku pernah mengalami atau mengetahui kasus perselingkuhan di lingkungan kerja. Yes, ironi memang, padahal seharusnya kantor menjadi tempat yang aman untuk mengembangkan diri serta karier, bukan malah menumbuhkan benih perasaan secara ceroboh. 

Lantas, apa alasan mereka tetap melakukannya?

1. Intensitas interaksi yang sering dilakukan

Delapan jam sehari, lima hari seminggu, bertemu terus. Kadang lebih lama dari waktu kamu habiskan bersama pasangan sendiri. Dari rapat, lembur, sampai makan siang bareng—interaksi yang konsisten ini bisa memicu kedekatan emosional. Kalau tak disadari, bisa jadi nyaman yang berujung salah arah.


2. Chemistry yang tak sengaja sedang dibangun

Kerja bareng, satu visi, satu goal. Ditambah apresiasi kecil kayak, “Kamu jago sekali presentasinya,” atau “Kalau ada kamu, kerjaan jadi lebih ringan,” bisa bikin emotional bonding terbentuk tanpa sadar. Menjaga batasan harus diperhatikan, karena hal-hal seperti ini yang memicu munculnya chemistry yang seharusnya tidak terjadi.

 

3. The thrill of secrecy

Let’s be honest: yang dilarang itu kadang justru terasa lebih menggoda. The thrill of secrecy dan adrenalin karena “melakukan hal yang nggak boleh” justru bisa bikin hubungan ini terasa lebih intens dan menggairahkan—meskipun di baliknya ada risiko besar. Ingat, ada perasaan terasikiti di balik rasa menggairahkanmu ini. Logika harus terus berperan untuk mencegah situasi seperti ini.

 

4. Hubungan dengan pasangan sedang goyah

Data Populix juga menyebutkan bahwa salah satu alasan utama seseorang berselingkuh adalah karena merasa kurang diperhatikan oleh pasangan. Maka saat seseorang merasa emotionally neglected, perhatian kecil dari rekan kerja bisa jadi terasa sangat berarti. Rasanya seperti dibutai oleh perhatian sesaan, yang kenyataannya hal ini pun turut diberikan juga umumnya oleh pasangan. 

 

5. Lingkungan kantor yang minim aturan atau batasan

Tak semua kantor punya code of conduct atau aturan jelas soal hubungan antarpegawai. Budaya flirting, bercanda kelewat batas, bahkan inside jokes yang terlalu personal bisa menciptakan ruang abu-abu antara profesional dan personal.


6. Akses mudah untuk menyembunyikan hubungan

Meeting berdua, lembur bareng, atau business trip bisa jadi alasan yang “masuk akal”. Padahal, di balik slide presentasi itu, ada hubungan yang diam-diam berkembang (please, deh, seharusnya kan karier yang berkembang).

 

So, what’s the takeaway?

Kalau kamu merasa pasanganmu mulai terlalu dekat dengan rekan kerjanya, atau kamu sendiri mulai merasa nyaman berlebihan sama kolega—it’s time to reflect. Chemistry itu hal yang manusiawi, tapi menjaga batasan adalah pilihan sadar.


Tolong perhatikan tulisan ini secara seksama: Cheating is STILL cheating. Efeknya tak hanya bikin luka di hati pasangan, tapi juga mampu merusak karier dan reputasi yang sudah kamu bangun bertahun-tahun.

 

(Nadhifa Arundati / Image: Dok. IMDb film He's Just Not That Into You)