Exclusive Interview: Love, Bonito Berbicara Tentang Kesetaraan Perempuan Asia
Rasanya familier ketika mendengar kalimat “women support women”, kampanye yang belakangan ini sering disuarakan, tak hanya di Indonesia, namun di lintas negara – thank God, karena di era modern ini, perempuan dapat melantangkan suaranya untuk memberikan pendapat atas hak mereka.
Tak hanya gerakan kampanye sosial saya yang ‘bergerak’ untuk memajukan kesetaraan dan menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap perempuan, saat ini sudah banyak fashion brand ternama yang mempunyai tujuan yang sama – yes, sistem penjualan memang penting di dunia bisnis, namun komitmen akan visi dan misi juga mampu memberikan perubahan bagi publik, it’s a big thing for us.
Seperti fashion brand asal Singapore, Love, Bonito. Tepat pada tanggal 12 Agustus 2022, Love, Bonito menghadirkan Flagship Store pertama mereka di 1st Floor, West Mall, Grand Indonesia! Yup, these Asian babes are ready to make changes in Indonesia!
Menjadi sebuah momen yang berharga, di mana Cosmo memiliki kesempatan langsung untuk berbincang dengan perempuan hebat di balik brand Love, Bonito, yakni Rachel Lim (Co-Founder), Dione Song (Chief Executive Officer), dan Suzanne Sarah Simanjuntak (Country Head Love, Bonito Indonesia).
Hi Rachel, Dione, and Suzanne! Cosmo punya beberapa pertanyaan berkaitan dengan Love, Bonito dan tentunya industri fashion. So first of all, what motivates you to enter this fashion business?
Rachel: Setiap perempuan umumnya memiliki proporsi tubuh yang berbeda-beda – meihat kita semua berasal dari ras yang berbeda, contohnya seperti perempuan Barat; memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi, ketimbang perempuan asia secara general. Dan kita sering kali menemukan pakaian yang kurang fit ukurannya, weather it’s too long, no fit with the shape, dan kendala lainnya. Hal ini yang mendorong Love Bonito untuk memproduksi pakaian yang Asian friendly, with a high quality of course.
Dione: Saya sendiri sudah bergabung bersama Love Bonito sejak enam tahun yang lalu, it’s been a long ride. Dulu saya menganggap bahwa industri fashion hanya menggangung keindahan saya – bahwa perempuan memakain pakaian itu hanya untuk impress para lelaki, dan saya merasa tak pernah menemukan titik empowering bagi sesama perempuan. Namun pandangan ini berubah di saat saya berada di dalam tim Love Bonito, di mana kami selalu memprioritaskan kenyamanan, dan tentunya merepresentasikan, bahwa semua pakaian yang dipakai oleh perempuan itu menarik, if they feel comfortable, then they’re look gorgeous as well.
OK, pertanyaan ini untuk Rachel Lim, sebagai Co-Founder of Love, Bonito, hal apa yang mendorong Anda untuk terjun ke dalam bisnis fashion?
Rachel: Saya mengingat sewaktu pertama kali Love Bonito menampakan jejak bisnisnya – sekitar tahun 2010 – kami mengimpor produk ke Bangkok dan Hong Kong, dan setelah itu kami menyadari, apa saja hal yang membuat para pembeli minati dari Love Bonito, we always have a good sense for what the customer really want in the market. Love Bonito pun selalu detail terhadap pakaian yang kami produksi, contohnya seperti ini: kita terkadang merasa kesulitan jika pakaian yang kita kenakan tak memiliki kantung, atau pakaian yang terlihat indah saat dipandang, namun terasa sangat tidak nyaman saat dikenakan, hal-hal seperti ini-lah yang menjadi fokus utama kami, untuk mengembangkan kenyamanan, even for the smallest details.
What challenges have you guys experienced during your overall career?
Suzanne: Pandemi COVID-19 menjadi salah satu tantangan terbesar Love Bonito. Meski kondisi krisis ini tak membuat kami berhenti begitu saja, karena kami selalu memegang satu kekuatan, to working as a team, dan hal ini yang membuat kami bertahan hingga saat ini.
Love, Bonito berfokus terhadap ekosistem perempuan Asia. Ke depannya, apakah Love, Bonito telah merencanakan kampanye, that could lead this vision to a bigger scope?
Dione: For sure! Beberapa waktu dekan kami akan menghadirkan koleksi kampanye bernama Active yang kemungkinan akan rilis di akhir tahun, dengan mengedepankan kebutuhan dan keinginan perempuan Asia, tentunya dengan nilai produk pakaian yang lebih accessible.
Saat ini kesetaraan dan keberagaaman menjadi pembicaraan hangat, apa perspektif kalian terhadap isu ini?
Suzanne: Tentu ini menjadi topik yang penting untuk dibahas, hal ini pun juga menjadi concern utama bagi Love, Bonito. Seperti bagaimana kita merepresentasikan perbedaan bentuk tubuh dan ras perempuan melalui katalog fashion, serta pilihan model pakaian dengan ukuran yang beragam.
Do you believe that all women should be loving themselves? Dan bagaimana cara kalian menyuarakan hal ini melalui Love, Bonito?
Dione: Kini memang sudah banyak brand yang ikut menyuarakan tentang pentingnya mencintai diri sendiri, salah satunya yakni Love, Bonito, di mana kami sempat membuat panel di International Women’s Day, yang membicarakan tentang the way how we become a woman. Setiap perempuan punya status dan tujuan yang berbeda-beda, ada yang ingin menjadi Ibu Rumah Tangga yang baik, dan ada pula yang tak ingin berperan sebagai Ibu, so we think it’s important to make people understand each other.
Rachel: Kami percaya kalau proses mencintai diri sendiri itu adalah perjalanan yang panjang. Contohnya seperti perempuan yang ada di tim kami; saya, Dione, dan Suzanne, kami semua punya kepribadian, karakter, dan kelebihan yang berbeda-beda, dan hal ini tak akan pernah bisa menjadi suatu tolak ukur untuk menentukan, siapa yang terbaik di antara kami. Maka dari itu, Love, Bonito ingin membangkitkan rasa percaya diri setiap perempuan, because we all have our own strength.
Suzanne: Love, Bonito selalu menampilkan real testimony dari setiap pembeli – banyak dari mereka bercerita tetang insecurity terhadap pakaian, dan bagaimana akhirnya mereka bisa merasa lebih nyaman dan percaya diri saat mengenakan pakaian Love, Bonito. Ini menjadi tujuan kami dalam membangun komunitas, to always inspire.
Love, Bonito memiliki komunitas yang cukup besar, Cosmo ingin tahu, apa langkah selanjutnya yang akan kalian lakukan, demi mengembangkan komunitas Love, Bonito di Indonesia?
Suzanne: Well, salah satunya dengan mengembangkan flagship store ini di Indonesia. Kami memberikan kesempatan yang luas bagi para pembeli untuk experience langsung fasilitas yang diberikan oleh store kami. Bahkan untuk ke depannya, kami akan mengadakan berbagai event yang menarik – yang tentunya bertujuan untuk membangun sesama perempuan.
Last question, bolehkah kalian memberikan saran kepada fun fearless female di luar sana?
Dione: Just be open to every opportunity, and seize that moment, jangan disia-siakan, karena pasti ada banyak pembelajaran yang datang menghampiri Anda, that sounds fearless to me.
Suzzane: It’s okay to make a mistake or showing your flaws, because it’s always been a part of your journey that gives you strength.
Rachel: Try to have fun when do anything in your life, ini menjadi poin yang penting, saat Anda merasa enjoy, maka setiap pekerjaan yang dilakukan akan terasa lebih menyenangkan.
Banyak pandangan menarik yang bisa menjadi bekal untuk kita, yang tentunya ingin bergerak maju dalam membuat perubahan. If you guys curious MORE about Love Bonito, go visit their website!
(Nadhifa Arundati / Image: Dok. Love Bonito)