5 Red Flag Terselubung yang Sering Dianggap ‘Romantis’
Kadang, cinta membuat kita buta pada tanda-tanda yang seharusnya menjadi alarm. Apa yang terlihat manis di permukaan bisa jadi memiliki sisi gelap yang tidak kita sadari. Sebuah sikap yang dibungkus dengan kata “romantis” justru bisa mengikis kebebasan, kepercayaan diri, bahkan kesehatan mental kita pelan-pelan.
Fenomena ini bukan hal asing. Dalam sebuah studi tentang dinamika hubungan, Goodboy & Horan (2018) dalam Journal of Social and Personal Relationships menjelaskan bahwa perilaku yang dibalut dengan perhatian berlebihan dapat menjadi bentuk kontrol yang merusak jika tidak diimbangi rasa saling percaya. Itu artinya, penting untuk peka pada hal-hal yang sekilas tampak indah, tapi sebenarnya adalah red flag terselubung yang sering dianggap ‘romantis’. Simak yuk!
1. Ketika Pasangan Selalu Ingin Tahu Kamu di Mana
Awalnya kamu mungkin merasa tersanjung karena pasanganmu ingin selalu tahu keberadaanmu. Tapi kalau tiap menit kamu harus melapor, itu bisa jadi tanda kontrol, bukan perhatian. Hubungan sehat membutuhkan ruang personal, dan jika itu hilang, kamu justru akan kehilangan jati diri.
2. Terlalu Sering Mengatur Caramu Berpakaian
“Sayang, jangan pakai baju itu. Aku nggak suka.” Kedengarannya seperti bentuk peduli, tapi sebenarnya ini bentuk pembatasan. Menurut Stark (2007) dalam buku Coercive Control, kontrol terhadap hal-hal kecil seperti pakaian adalah salah satu bentuk dominasi yang bisa berkembang jadi pelecehan psikologis. Kamu berhak tampil sesuai versi terbaikmu.
3. Membanjirimu dengan Hadiah
Kado berlebihan bisa jadi terasa spesial, tapi kalau setiap waktu kamu diberi hadiah besar hanya untuk membuatmu merasa “berutang budi”, itu patut dicurigai. Sikap ini sering disebut “love bombing” dan dalam jangka panjang bisa membuatmu sulit berkata tidak karena merasa terikat oleh pemberian mereka.
4. Cemburu yang Terlihat Menggemaskan
Cemburu memang wajar, tapi kalau pasanganmu selalu menuntut penjelasan atas setiap interaksi, itu sudah bukan romantis lagi. Penelitian Guerrero & Afifi (1999) dalam Communication Monographs menunjukkan bahwa cemburu yang berlebihan sering kali berkaitan dengan rasa tidak aman dan bisa berujung pada perilaku posesif.
5. Mengklaim Kamu sebagai “Segalanya”
Kalimat seperti “kamu duniaku, aku nggak butuh siapa-siapa lagi” mungkin terdengar manis. Tapi kenyataannya, pernyataan ini bisa membuatmu terjebak dalam peran yang terlalu berat. Hubungan sehat tetap memberi ruang bagi masing-masing individu untuk berkembang dan punya kehidupan di luar pasangan.
Membedakan mana yang benar-benar romantis dan mana yang merupakan red flag terselubung yang sering dianggap ‘romantis’ memang tidak mudah. Tapi semakin kamu peka, semakin kamu bisa melindungi diri dari hubungan yang berpotensi toksik. Ingat, cinta yang sehat seharusnya membuatmu merasa bebas, aman, dan dihargai, bukan terkekang dengan dalih romantisme.