Mengenal Gaya Hidup Carbon Zero Bersama TENCEL™
Moto ‘feel good to look good’ bukanlah frase yang asing bagi generasi Z serta milenial muda di Indonesia. Bagaimana tidak, terlebih sejak pandemi merebak, hampir seluruh penduduk dunia melek akan konsep hidup nan ramah terhadap lingkungan serta bagi kesejahteraan diri baik fisik juga mental. Ingat bagaimana dampak dari isolasi sibuknya dunia membuat panorama Gunung Himalaya muncul lagi di India setelah tertutup kabut polusi selama 20 tahun? Atau ingatkah kamu tentang perjalanan spiritual yang dilalui hampir setiap pengguna Instagram yang berbagi pengalaman personalnya dalam mencoba tren pemulihan diri demi kembali ke asal?
Ya, sejak kita diingatkan untuk tak lagi mencari kesenangan dari dunia luar (yang secara tiba-tiba justru menebar rasa takut akan penyakit tak kasat mata), maka jalan satu-satunya untuk tetap merasa bahagia saat segala sesuatunya terasa tak pasti adalah menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Dan dari momen itulah, hati kecil kita turut mampu tergerak untuk berubah dalam menjalankan gaya hidup yang lebih berdampak positif bagi lingkungan sekitar, hingga dari kacamata yang lebih besar – demi menjaga keberlangsungan hidup bumi ini.
Gen Z, the greener generation
Terdengar seperti sebuah panggilan jiwa? Cosmo rasa memang begitu adanya! Bahkan jauh sebelum pandemi merebak, tepatnya sejak tahun 2015, Majelis Umum PBB telah sepakat mencanangkan Global Goals yang bertujuan untuk meraih kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat serta planet, untuk kini juga masa depan nanti. Global Goals yang dirancang tercapai tahun 2030 itu disusun oleh 17 tujuan yang berfokus pada upaya membuat dunia lebih hijau serta seimbang. Mulai dari mengentaskan kemiskinan dan kelaparan, meraih kesetaraan gender, melestarikan kehidupan di laut dan di darat, sampai tercapainya komunitas berkelanjutan dan beraksi untuk iklim lewat gaya hidup rendah karbon. Jadi, kalau terlintas pikiran yang berapi-api ingin menjadi seorang agen perubahan, maka kamu tidak merasakannya sendirian.
Lihat saja betapa vokalnya Gen Z dalam mengadvokasi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Cosmo bahkan bisa menyebut beberapa nama organisasi serta para pemimpinnya (kabar lebih baiknya lagi, perempuan menduduki kursi pilot itu!) yang konsisten menyuarakan ragam gagasan untuk beraksi dan mengambil peran dalam memperbaiki kehidupan planet ini. Di antaranya terdapat Arise Arose yang mengkampanyekan ecohabits serta mendorong anak muda untuk berdiskusi terbuka tentang kesadaran akan isu global, lalu ada Green Welfare yang berfokus mengedukasi iklim lewat upaya menggerakkan agrikultur Tanah Air untuk mencapai keberlangsungan lingkungan sekaligus sosial. Ada pula Green Scheme Indonesia yang memiliki misi untuk membuat ibukota Jakarta menjadi pemimpin dalam mengelola limbah yang aman bagi lingkungan. Seluruhnya merupakan platform yang berpengaruh terhadap individual dalam menyelamatkan planet, dimulai dari sesederhana mempersenjatai diri tentang wawasan iklim, hingga beraksi untuk mengaplikasikan kebiasaan ramah lingkungan dalam keseharian untuk mencapai solusi dari isu global.
The eco-habits to adapt
Girls, tahukah kamu jika sebenarnya emisi karbon merupakan isu inti dari perubahan iklim? Bagaimana tidak, sejak era ‘70an, permintaan akan kreasi kuliner, pakaian, perumahan, serta infrastruktur untuk beberapa aspek kehidupan melonjak tiga kali lipat, hingga meningkatkan penggunaan sumber daya alam, termasuk bahan bakar fosil sebanyak 45%. Proses produksi material, bahan bakar, serta pangan juga menyumbang setengah dari total emisi gas rumah kaca skala global, hingga berdampak pada hilangnya biodiversity secara 90%. Bahkan berdasarkan laporan Fashion on Climate oleh McKinsey di tahun 2020, riset menyebutkan bahwa industri fashion memproduksi 2,1 milyar ton gas rumah kaca (termasuk karbon dan metan) pada tahun 2018, alias 4% dari total emisi gas secara global. Truth hurts... Mari akui fakta bahwa gaya hidup yang kita jalani selama ini memanglah masih jauh dari konsep berkelanjutan.
Namun jangan putus asa dulu, karena terdapat berbagai solusi untuk mengubah haluan masa depan menuju gaya hidup berkelanjutan. Sesederhana berkomitmen untuk memaksimalkan penggunaan transportasi umum, menjaga pola konsumsi, serta lebih perhatian pada material bahan yang kita kenakan sehari-hari, bisa mereduksi emisi gas rumah kaca global sebanyak 40 sampai 70% pada tahun 2050 mendatang.
Kini setelah kamu mengetahui betapa pentingnya peranan individu dalam menciptakan perubahan, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai berkontribusi merawat bumi lewat deretan aksi ramah lingkungan yang akan turut menghadirkan rasa tentram di hati. Berikut ini adalah kebiasaan harian yang bisa kamu adaptasi untuk meraih gaya hidup yang berkelanjutan:
- Bikin kompos sendiri dari sisa makanan atau bahan masakan di rumah. Dengan begitu, kamu tak hanya akan membantu mengurangi dampak limbah pada iklim, namun kompos juga akan mendaur ulang nutrisi untuk bumi.
- Beralih menggunakan baterai yang bisa diisi ulang dayanya. Selain bisa mengurangi limbah baterai (yang bahkan tak boleh dibuang di tempat sampah rumahan) dari berbagai alat elektronik yang tampak remeh-namun-bikin-boros seperti remote TV, jam dinding, kipas mini dengan corak menggemaskan itu… kamu pun bisa memotong biaya belanja baterai lewat berinvestasi pada produk yang punya usia hidup lebih panjang ini.
- Terbukalah dengan opsi menu plant-based. Atau coba tantang diri kamu untuk bertransformasi menjadi vegetarian sehari dalam seminggu. Dengan mengonsumsi lebih sedikit daging, kamu membantu mengurangi produksi daging masif yang berdampak pada iklim.
- Memilih produk dengan jejak karbon rendah, seperti koleksi fashion yang dibuat dengan menggunakan serat carbon-zero TENCEL™. Ya, dengan memulai hal kecil seperti memeriksa kembali material dari bahan yang dikenakan, dan mengetahui apakah material tersebut sustainable atau tidak – terlebih jika mampu berkontribusi menurunkan emisi karbon – maka kamu turut berperan mewujudkan masa depan yang lebih bersih.
To the carbon zero future
See? Nyatanya, aksi keseharian kita punya peranan besar dalam menentukan arah perubahan planet, lho. Seperti sesederhana memilih material bahan yang dikenakan, yang pada akhirnya bisa menentukan keberlangsungan bersihnya masa depan. Seperti memilih pakaian yang dibuat dengan menggunakan serat carbon-zero TENCEL™ untuk berkontribusi menurunkan emisi karbon, sebagai aksi perlawanan terhadap pemanasan global. Bahkan dengan mindful memilih serat carbon-zero TENCEL™, kita bisa mendukung Global Goals no. 7 Affordable And Clean Energy dengan meningkatnya penggunaan sumber energi terbarukan di situs produksi Lenzing, no. 17 Partnerships for the Goals dengan membelinya lewat kreasi fashion merek lokal, dan no. 13 Climate Action berkat berkurangnya jejak karbon dalam proses produksi.
Dengan sertifikasi Carbon Neutral®, serat carbon-zero TENCEL™ memandu perjalanan bumi menuju True Carbon Zero pada tahun 2050 mendatang, dengan harapan mereduksi level emisi karbon 50% pada tahun 2030. Serat carbon-zero TENCEL™ ini juga tak luput memiliki atribut sustainable lainnya, mulai dari fiturnya yang biodegradable, botanic origin dengan material yang bersumber dari kayu terbarukan, hingga diproduksi dalam proses close-loop untuk membatasi limbah. Yes, mari capai Global Goals bersama-sama, dari skala kecil hingga besar! Sebagai pelopor produsen serat yang dibuat dari cellulose, TENCEL™ juga menggerakkan perubahan dalam industri tekstil lewat meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih berwawasan terhadap isu iklim, serta dalam menciptakan proses produksi dari sumber energi terbarukan – yang dalam cakupan lebih besarnya lagi, turut meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di masyarakat.
Jika kamu tergugah dengan misi True Carbon Zero ini dan ingin merasakan dampak perasaan lebih tentram dalam hati karena tahu telah beraksi tepat untuk menyelamatkan planet, maka cobalah simak portofolio serat carbon-zero TENCEL™ yang hadir dalam merek lokal Calla the Label dan DUST. Dalam Carbon Zero Collection keduanya, koleksi ini dibuat dengan menggunakan serat carbon-zero TENCEL™ yang 100% biodegradable sekaligus punya fitur yang lembut di kulit. Ah, what’s not to love? Let’s all get looking and feeling sustainable yet fashionable from now on~
(Givania Diwiya / FT / Images: dok. TENCEL™; Calla the Label; DUST; Anna Shvets on Pexels; Samson Katt on Pexels / Layout: Rhani Shakurani)