Ingin Membuat Bisnis? Ini Cara Memulai Bisnis Dari Nol!
Cosmo tahu membangun bisnis itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi bukan berarti kamu tak bisa ikut memulai bisnis. Ingin memiliki restoran sendiri? Atau justru kamu ingin membuat clothing line pribadi? Bisa saja. Ingin tahu cara memulai bisnis sendiri dari nol? Worry no more, Cosmo sudah bertanya pada beberapa pengarang buku terkenal, para CEO, serta para entrepreneur mengenai cara jitu membangun bisnis dari awal. Here are their answers.
Yes, berdasarkan hasil riset yang dilakukan Global Entrepreneurship Monitor, jumlah wirausaha wanita di Indonesia kini telah mencapai 14 persen dari total populasi. Angka ini ternyata terhitung cukup tinggi, dan berhasil membuat Indonesia berada di peringkat ke-20 dari 65 negara untuk jumlah wirausaha wanita dalam satu negara. Eits, tak hanya itu, menurut riset dari NUS Entrepreneurship Center, wanita Indonesia juga dinilai lebih berani dalam membuka usaha baru dibandingkan para pria.
Selain itu, menurut laporan terakhir yang diterbitkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia, jumlah wirausaha wanita di Indonesia bahkan telah meningkat dari 14,3 juta orang menjadi 16,3 juta di tahun 2017. Setidaknya, 51% bisnis mikro dan kecil di Indonesia serta 34% kategori bisnis menengah kini dimiliki oleh wanita. Kamu ingin ikut menjadi salah satu dari wanita tersebut? Ambil pena dan kertas, lalu catat panduan Cosmo berikut untuk memulai bisnismu.
Temukan Bisnis yang Tepat
(Image: Ahmet Misirligul©123RF.com)
1. Langkah pertama, cari ide...
Mulai dengan mencari ide: Hal apa yang sulit didapat di area tempat tinggalmu? Apa yang biasanya sering dibutuhkan oleh teman-temanmu? “Cari tahu apa kekurangan di area sekitarmu,” ujar Amy Wilkinson, pengarang The Creator's Code sekaligus dosen Stanford Graduate School of Business. Mungkin saja kotamu memiliki banyak tempat wisata namun tidak ada tour guide yang resmi, atau mungkin ada banyak studio yoga di kota kamu namun jarang ditemukan kelas cycling. Nah, dari sekian banyak opsi, pilih satu jenis bisnis yang sekiranya paling kamu minati. “Ketika kamu ingin membangun suatu bisnis, kamu harus sudah siap untuk berkomitmen penuh terhadap bisnis tersebut. Maka dari itu pilih yang paling sudah pasti kamu sukai,” ujar Amy.
2. ...kemudian cari tahu siapa saja kompetitormu...
“Cari tahu siapa saja sainganmu,” ujar Tina Wells, CEO dan founder Buzz Marketing Group. Semisal, kamu ingin membangun kafe burger yang gluten-free, cari tahu ada berapa banyak restoran burger dalam jarak 10 kilometer dari kafemu, lalu lihat seberapa banyak yang gluten-free. Tidak ada? Berarti ide tersebut boleh dicoba. Tapi ingat, kamu mungkin harus berkompetisi dengan kafe lainnya yang serupa di luar jarak tersebut. Pastikan kamu memiliki kelebihan lainnya, semisal pesan antar 24/7.
3. ...serta seperti apa pelangganmu
Jika kamu tak bisa menyebutkan kira-kira siapa lima pembeli produk atau jasamu, maka ide tersebut mungkin kurang menarik. Cara lainnya, tutup matamu, lalu bayangkan bahwa kamu adalah si pelanggan. Kira-kira, seperti apa profilmu? “Nama saya Hana, saya suka sekali kopi, dan saya ingin menempuh gelar master di Inggris. Selama ini orangtua saya masih mampu membantu saya dalam hal finansial. Minimal seminggu sekali, saya pasti akan membeli kopi di kafe favorit. Kopi yang saya suka seperti...” Dengan memosisikan diri kamu sebagai si pelanggan, kamu bisa mencari tahu apa yang sebenarnya para pelanggan inginkan.
Ready, Set, Launch!
(Image: snake3d©123RF.com)
Nyatanya, kamu tak akan pernah merasa seratus persen siap untuk membuka sebuah bisnis. Tapi jika kamu sudah mengikuti setiap langkah di atas dengan baik, maka ini saatnya untuk membuat suatu perubahan. “Seseorang pernah memberitahu saya, 'Jika kamu merasa terharu dan bangga begitu melihat produk pertama kamu meluncur di pasaran, maka sejujurnya kamu menunggu terlalu lama untuk memulai sebuah bisnis,'” ujar Elizabeth Gore, seorang digital business adviser. Menurut Elizabeth, kamu akan mempelajari banyak hal soal dunia bisnis di beberapa minggu pertama ketika bisnis tersebut dimulai, dan dijamin pengalaman tersebut akan jauh lebih sulit dibanding ketika kamu masih dalam tahap membangun bisnis kemarin.
Sebarkan informasi mengenai bisnismu di media sosial
“Media sosial merupakan cara terbaik untuk mempromosikan bisnis kamu pada orang awam,” ujar Lucy Wallace Eustice, cofounder dari label aksesoris MZ Wallace. Pastikan bahwa akun media sosialmu 'rajin' melakukan update di waktu yang sama tiap harinya. Dengan begitu orang-orang bisa mengetahui bahwa bisnis kamu masih aktif. Selain itu, masukkan juga informasi seputar produk terbaru serta promosi-promosi yang kamu miliki untuk terus “menjaring” pelanggan.
Buat sebuah Page dengan informasi-informasi sebagai berikut; alamat bisnis kamu, lalu nomor telepon yang mudah dihubungi, serta alamat email. Kemudian pastikan bahwa kamu juga mengaktivasi tombol Send Message, See Menu dan Book Appointment. Punya dana lebih? “Boost” dengan membayar Facebook agar halaman kamu muncul lebih sering ketika orang-orang membuka feed.
Ubah profilmu menjadi Business Profile di bagian Settings. “Sekarang kamu bisa mengumpulkan data soal followers dan sekaligus mempromosikan post-mu – all for free!” ujar Katherine Shappley, direktur tim Small Business dari Facebook North America. “Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan informasi dari masing-masing unggahan, dan kapan waktu terbaik untuk mengunggah post terbaru.”
IRL - In Real Life
“Yes, mempromosikan bisnis kamu dari “mulut ke mulut” juga penting!” ujar Jeni Britton Bauer, penulis sekaligus pemilik bisnis Jeni's Splendid Ice Cream. Dengan begitu, akan selalu ada orang baru yang bisa ikut membantu mempromosikan bisnis baru kamu. Jika produkmu menarik, teman dari temanmu bisa ikut mempromosikannya ke teman mereka, dan begitu seterusnya. Be unavoidable, ladies!
Hindari Hal-Hal Berikut!
(Image: lightfieldstudios©123RF.com)
Untuk tugas-tugas yang ringan, bagikan pada bawahan
Bagikan pekerjaan yang mengonsumsi banyak waktu seperti membalas e-mail dari pelanggan, membayar tagihan, serta menjawab pertanyaan dari pelanggan di media sosial pada bawahan.
...dan pilah karyawanmu dengan cermat...
Kamu mungkin ingin mendapatkan karyawan tetap secepatnya, namun bisa saja karyawan pertamamu tidak sesuai dengan harapan. “Mulai dengan part-timer atau karyawan kontrak untuk sebuah bisnis baru,” ujar Elizabeth Gore, seorang digital business adviser. “Masalahnya, bisnis bisa berubah dalam sekejap, dan rasanya tidak adil untuk memberitahu seseorang bahwa mereka tidak bisa melanjutkan pekerjaannya padahal ia baru mulai bekerja.”
...jangan lupa untuk tetap rendah diri...
Kamu mungkin saja gagal, but that's okay! Kamu hanya harus memiliki ide yang lebih baik. Sarah LaFleur, pemilik brand MM.LaFleur berkata bahwa ia sempat gagal ketika pertama kali membangun bisnisnya di tahun 2013. “Saya kemudian mengubah model bisnis saya dari e-commerce menjadi butik pakaian,” ujarnya. Enam bulan kemudian, ia sukses membuat bisnisnya sukses di pasaran.
...jika bisnismu tidak berjalan mulus, hey, that's okay!
Katakan pada dirimu sendiri bahwa 1 dari 10 pelanggan mungkin akan tidak menyukai produkmu. Semisal kamu akan membuka toko pizza, 1 dari 10 mungkin tidak akan kembali ke tokomu. Gunakan hal tersebut untuk mencari tahu mana pizza yang jadi favorit. Dengan begitu kamu bisa terus membangun bisnismu ke arah yang lebih baik.
Bagaimana? Sudah siap memulai bisnismu sendiri, ladies?
(Alvin Yoga / FT / Image: Dok. rawpixel©123RF.com)