9 Alternatif Sedotan Plastik Untuk #NoStrawMovement

Alexander Kusumapradja 27 Apr 2018

Ladies, pernahkah kamu coba menghitung berapa banyak sedotan plastik yang kamu pakai dalam satu hari? Sekarang ini, sedotan plastik rasanya hampir pasti ada menemani setiap minuman yang kita beli. Memakai sedotan plastik memang praktis, tinggal pakai, lalu buang. Sounds easy, right? Namun, bagaimana bila sekarang Cosmo tantang kamu untuk tidak lagi memakai sedotan plastik? 


Terdengar sederhana, namun ternyata sulit pada praktiknya. Well, kebiasaan menggunakan sedotan karena alasan kepraktisan, tak ingin merusak lipstick, tak ingin ada noda minuman menempel di area mulut dan gigi, atau sekadar iseng menggigitnya memang telah mendarah daging. Namun, bukan berarti mustahil bagi kita untuk hidup tanpa sedotan dan itu adalah hal yang layak dicoba karena sedotan plastik termasuk penyumbang sampah laut terbesar di dunia. Dari data yang ditemukan oleh grup riset Jambeck di 2015, Indonesia ada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 1,29 juta ton per tahun atau setara dengan 215.000 gajah jantan Afrika dewasa!


Menurut data oleh LSM Divers Clean Action (DCA), pemakaian sedotan di Indonesia setiap saat mencapai 93.244.847 batang yang berasal dari restoran, minuman kemasan, dan sumber lainnya. Jumlah konsumsi sedotan per hari andaikan disusun memanjang, panjangnya akan mencapai 16.784 km atau setara dengan jarak Jakarta – Mexico City. Jika diakumulasi seminggu, panjangnya bisa mencapai 117.449 km atau setara dengan jarak 3 kali keliling bumi. 


Yang menjadi masalah, walaupun sedotan plastik rata-rata panjangnya hanya sekitar 10 cm, namun perlu 500 tahun lamanya agar sampah plastik tersebut bisa terurai secara alami. Remahan plastik yang terbawa ke laut akan menjadi mikroplastik yang kemudian termakan binatang laut seperti ikan hingga sekecil plankton. Selain merusak ekosistem laut, bila binatang laut tersebut dikonsumsi manusia, efek buruknya pun akan diderita oleh kita sendiri. Talking about karma, eh?


Telah banyak inisiatif yang mengusung kampanye gerakan tanpa sedotan. Tak hanya dari LSM saja seperti DCA atau Lonely Whale, tapi juga beberapa perusahaan swasta. Anantara Uluwatu Bali Resort mulai tahun ini misalnya tak lagi menyediakan sedotan plastik di hotelnya. Begitupun restoran cepat saji KFC yang meniadakan dispenser sedotan di beberapa gerainya sebagai kampanye #NoStrawMovement. 


Kalau kamu ingin turut serta dalam gerakan mengurangi sampah sedotan plastik, ini saatnya say no to them dan beralih ke beberapa alternatif yang jauh lebih ramah pada lingkungan, seperti yang telah Cosmo rangkum di bawah ini:


'..'


9. Tanpa sedotan

Yup, tanpa sedotan sama sekali. Kalau dipikir lagi, kita sebetulnya tak terlalu membutuhkan sedotan setiap saat dan bisa meminum langsung dari wadahnya. Ada beberapa wadah dengan penutup yang memang didesain untuk menggunakan sedotan, namun beberapa brand pun telah menggunakan wadah dengan penutup yang tak butuh sedotan untuk meminum isinya. Tak hanya masalah lingkungan, minum dengan menggunakan sedotan pun ternyata tak lepas dari efek buruk bagi tubuh kita. Salah satunya adalah membuat keriput di sekitar mulut. Kebiasaan mengerutkan bibir saat minum dari sedotan lambat laun akan membuat lipatan di kulit area mulut. Efek lainnya adalah masalah pencernaan seperti kembung dan rasa tak nyaman di perut akibat gas yang ikut tertelan dan mengumpul di usus. 


So ladies, masih berpikir dua kali untuk menghilangkan sedotan plastik dari hidupmu?


Baca juga: 

Tips Rayakan Hari Bumi dari Para Selebriti

10 Tips Travel Ramah Lingkungan


(Image: Viktoriia Degtiarova©123RF.com)