Merasa Hidup Tidak Kemana-mana? Ini 7 Rekomendasi Buku yang Cocok untuk Kondisimu…
Cosmo babes, ada masa-masa ketika hidup terasa datar. Bangun, kerja, tidur, ulang lagi. Rasanya seperti berjalan tanpa tujuan, tanpa pencapaian baru, dan tanpa semangat.
Saat perasaan ini datang, membaca bisa menjadi pengingat lembut bahwa kamu tidak sendirian. Bahwa proses mencari arah itu wajar, manusiawi, dan dialami banyak orang.
Rekomendasi buku dari Cosmo di bawah ini bukan sekadar bacaan pengembangan diri, melainkan your friendly companion yang menuntun kita memahami diri, berdamai dengan waktu, menerima luka, dan menemukan makna dalam hal-hal sederhana.
7 Rekomendasi Buku Ketika Kamu Merasa Hidup Tidak Kemana-mana
1. The Power of Habit oleh Charles Duhigg

Kalau kamu merasa hidupmu stagnan dan “tidak bergerak ke mana-mana”, mungkin jawabannya bukan motivasi besar, tapi kebiasaan kecil.
Buku ini menjelaskan bagaimana kebiasaan terbentuk dalam otak melalui habit loop (cue-routine-reward), dan bagaimana mengubah satu kebiasaan kecil bisa membawa perubahan besar pada hidup.
Yang menarik, buku ini memakai riset ilmiah dan contoh dunia nyata, dari perusahaan besar hingga atlet sukses, untuk menunjukkan bahwa perubahan itu bertahap, bukan instan.
Cocok banget untuk kamu yang ingin bangkit perlahan tapi pasti!
Baca juga: Suka ‘Atomic Habits’? Ini 7 Rekomendasi Buku Self Development yang Serupa
2. Four Thousand Weeks: Time Management for Mortals oleh Oliver Burkeman

Rata-rata manusia hidup selama 4.000 minggu. Jika dipikir-pikir, angka itu sedikit sekali bukan, girls?
Buku ini bukan tentang produktivitas gila-gilaan, tapi tentang berdamai dengan keterbatasan manusia.
Burkeman mengajak kita memahami bahwa kita tidak bisa mengerjakan segalanya… dan hal tersebut tidak apa-apa! Justru, dengan menerima fakta itu, kita bisa memilih hal yang benar-benar penting.
Ini adalah bacaan yang tepat untuk kamu yang merasa waktu berjalan cepat sementara hidup terasa tidak ada progres. Pelan-pelan, kamu diajak menemukan ritme yang lebih manusiawi.
3. Reasons to Stay Alive oleh Matt Haig

Buku ini adalah memoar penulis tentang perjuangannya menghadapi depresi dan kecemasan. Bukan teori, tapi kisah nyata yang jujur, emosional, dan menyentuh.
Haig menceritakan masa ketika hidup terasa gelap dan tidak masuk akal, hingga akhirnya ia menemukan alasan untuk bertahan.
Kalau kamu sedang merasa kehilangan harapan, buku ini memberi pelukan hangat dalam bentuk kata-kata bahwa hidup tidak selalu baik, tapi tetap layak dijalani.
Kehidupan yang lambat pun tetap maju, dan hal tersebut adalah hal yang begitu berharga.
Baca juga: 7 Rekomendasi Buku yang Cocok Dibaca di Musim Hujan
4. Filosofi Teras oleh Henry Manampiring

Buku ini mengenalkan Stoikisme dengan cara sederhana dan relevan untuk kehidupan modern.
Ketika hidup terasa berat, kita sering tersiksa oleh hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kita kontrol.
Filosofi Teras mengajak kita untuk fokus hanya pada hal yang bisa kita kendalikan, merelakan sisanya, dan hidup dengan pikiran yang lebih stabil.
Bukan tentang toxic positivity, tapi tentang ketenangan jiwa. Sangat cocok untuk kamu yang ingin mengurangi overthinking dan melihat hidup secara lebih rasional nih, girls.
5. Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati oleh Brian Khrisna

Judulnya unik, isinya lebih unik lagi. Buku ini berisi kisah tentang hidup yang ingin kita akhiri, tujuan, kehilangan, serta pergulatan batin manusia.
Gaya tulisannya puitis sekaligus realistis, mengingatkan bahwa hidup tidak harus spektakuler untuk terasa berarti.
Kadang momen kecil seperti makan mie ayam bisa mengubah pandangan hidupmu, yang mungkin kini sedang berada di titik buntu.
Cocok untuk kamu yang ingin menikmati bacaan ringan tapi penuh makna emosional!
Baca juga: Mencintai Seseorang dalam Diam? Ini Rekomendasi Buku yang Cocok
6. Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya oleh Andreas Kurniawan

Satu lagi buku dari penulis Indonesia yang judulnya terdengar absurd, tapi justru di situlah keindahannya.
Buku ini menyelami tentang manusia yang lelah menjadi manusia, mulai dari lelah memikul tuntutan, ambisi, ekspektasi sosial, dan luka batin.
Melalui cerita dan refleksi filosofis, buku ini menawarkan pelarian mental dan sudut pandang baru bahwa hidup tidak harus selalu kompetitif.
Kadang kita hanya ingin tenang, sederhana, dan tidak dituntut apa-apa, seperti pohon semangka.
Dan itu tidak salah!
7. Days at the Morisaki Bookshop oleh Satoshi Yagisawa

Novel ini cocok untuk kamu yang membutuhkan kenyamanan dalam bentuk cerita lembut.
Berkisah tentang perempuan yang kehilangan pegangan dalam hidup hingga akhirnya tinggal dan bekerja di toko buku kecil di Jimbocho.
Di sana, ia pelan-pelan menemukan kembali jati diri, hubungan manusia, dan arti kebahagiaan dari hal-hal sederhana.
Warm and cozy, seperti hujan ringan yang menenangkan jiwa. Mungkin buku-buku dengan kisah manis seperti ini adalah buku yang kamu butuhkan untuk menemukan semangat hidupmu kembali
So, girls, jika kamu sedang merasa hidup tidak ke mana-mana, itu bukan berarti kamu gagal dan kehidupanmu akan terus stuck di sini.
Ada masa ketika kita butuh berhenti dulu sebelum berjalan lagi. Buku-buku di atas bukan sekadar bacaan, mereka adalah teman duduk yang mengerti, menenangkan, dan perlahan mengarahkan kita.
Tidak ada deadline untuk menemukan arah hidup. Pelan-pelan juga tidak apa-apa. Yang penting kamu tetap di sini dan tetap mencoba~
(Fishya Elvin/Images: Alexander Mass from Pexels and Goodreads)