Mengenal Jonathan Anderson Creative Director Baru Dior
Dior resmi mendaulat Jonathan Anderson sebagai creative director. Berbeda dengan para pendahulunya, mantan creative director Loewe ini akan mensupervisi seluruh lini dari haute couture, busana siap pakai, dan menswear. Ia menjadi desainer pertama selepas mendiang Christian Dior yang dapat merancang semua lini bisnis. Sebelumnya Dior membagi tugas tersebut kepada Maria Grazia Chiuri (haute couture dan ready to wear) dan Kim Jones (menswear).
Kiprah Jonathan Anderson di Dior
Bergabungnya Jonathan Anderson ke Dior menjadi pembuktian lain akan kapabilitasnya sebagai seorang desainer. Dior adalah rumah mode prestisius yang punya peran penting dalam sejarah perkembangan dunia fesyen. Setiap desainer yang yang menjadi creative director tentu akan punya andil dalam menciptakan tren baru.
Tak heran bila LVMH selaku grup bisnis yang menaungi Dior selalu memilih desainer yang sudah terbukti punya determinasi untuk merancang haute couture dan busana komersial.
Sebelum Jonathan Anderson, di lini haute couture dan busana perempuan ada Yves Saint Laurent, Marc Bohan, Gianfranco Ferré, John Galliano, Raf Simons, dan Maria Grazia Chiuri. Serta Hedi Slimane, Kris Van Assche, dan Kim Jones yang mensupervisi lini menswear.
"Saya selalu terinspirasi oleh sejarah rumah mode ini yang begitu kaya, penuh makna, dan empati," tulis Jonathan Anderson dalam unggahan Instagram pada hari Senin, 2 Mei 202 “Saya tak sabar untuk bekerja bersama para pengrajin legendaris di Atelier demi merangkai babak baru dari kisah luar biasa ini."
Jonathan Anderson memang belum pernah merancang kreasi haute couture, namun tampak ia memiliki pemahaman yang mumpuni dan perspektif yang menyegarkan mengenainya. Terlihat dari sejumlah rancangannya untuk Loewe yang memiliki siluet dan permainan detail bernuansa adibusana.
Sembari menunggu koleksi perdananya, mari kita mengenal lebih lanjut Jonathan Anderson lewat sejumlah fakta di bawah ini.
Awalnya Hendak Menjadi Aktor
Berasal dari Irlandia Utara, desainer kelahiran 17 September 1984 tersebut lahir dari ayah seorang kapten tim rugbi dan ibu yang berprofesi sebagai guru. Awalnya Jonathan Anderson ingin serius menekuni dunia seni peran.
Pada usia 18 tahun ia meninggalkan tanah kelahirannya dan menuntut ilmu di salah satu sekolah akting kenamaan, Juilliard School di New York. Dalam perjalanannya, ia justru lebih tertarik menjadi desainer kostum. Jonathan pun kemudian memutuskan untuk terjun ke industri fesyen.
Mendirikan JW Anderson
Jonathan Anderson mengawali kariernya dengan menjadi visual merchandiser Prada di department store Brown Thomas di Dublin, Irlandia. Ia kemudian mengikuti course merancang busana pria dari London College of Fashion. Pada tahun 2008, ia resmi mendirikan label pribadinya, JW Anderson.
Jiwa eksploratif Jonathan Anderson sudah terlihat di awal perjalanannya membangun label tersebut. Ia berani menampilkan rancangan yang bergaya cenderung feminin untuk koleksi menswear seperti tube top dan celana pendek aksen ruffles, kemeja berbahan renda, dan tunik.
Menjadi Creative Director Loewe
Tahun 2013, ia kemudian direkrut oleh LVMH untuk menjadi creative director Loewe. LVMH juga turut menjadi pemegang saham minoritas JW Anderson. Sebelum Jonathan Anderson bergabung, nama Loewe bisa dikatakan tenggelam. Padahal label asal Spanyol tersebut sudah eksis sejak tahun 1846.
Berbeda dengan rumah mode seperti Dior dan Chanel yang punya desain ikonis, Loewe lebih dikenal sebagai artisan bahan kulit. Karenanya Jonathan Anderson lebih bereksperimen dalam desain busana dan aksesori. Kamu bisa melihat sederet momen ikonis Jonathan Anderson di Loewe di sini.
Penata Kostum Film Challengers
Mimpi Jonathan Anderson untuk menjadi desainer kostum film akhirnya terwujud. Ia dipercaya oleh sutradara Luca Guadagnino untuk merancang kostum Challengers (2024).
Meski Anderson memegang dua label besar, ia tetap menampilkan brand lain dan bahkan membuat konsep fesyen yang lebih kasual dan sporty. Salah satu busana ikonis di film ini adalah kaus bertuliskan ‘I Told Ya’ yang dipakai oleh karakter Tashi yang diperankan Zendaya.
Kerja sama Anderson dan Guadagnino berlanjut untuk film Queer yang dibintangi Daniel Craig.
Giat Berkolaborasi
Kolaborasi menjadi salah satu strategi favorit Jonathan Anderson. Selama di Loewe ia telah menggandeng kolaborator dari berbagai latar. Seperti Studio Ghibli, seniman, hingga sneakers On. Tidak mengherankan bila kelak Jonathan Anderson juga akan melakukan kolaborasi serupa bersama Dior. Oh can’t wait!